Chairel Malelak, Bantu Perbaiki Kondisi Sanitasi Warga Kefa

Cha begitu lah sapaan akrab wirausahawan sanitasi yang memiliki nama lengkap Chairel Malelak ini.

Setelah mengikuti pelatihan Lokakarya Wirausaha Sanitasi di Grobogan, Jawa Tengah pada 2012 lalu, Cha langsung mengaplikasikan kemampuannya dalam membuat kloset. Adapun pelatihan tersebut Cha ikuti berkat dukungan dari Plan-STBM Kefamenanu.

Dukungan ini ternyata tidak sia-sia karena dalam mengikuti pelatihan tersebut Cha begitu antusias untuk mengembangkan keahlian barunya dalam membuat kloset. Bahkan, Cha pun memesan cetakan kloset untuk lebih mengembangkan keahlian barunya tersebut.

Menurut Cha, kegiatan lokakarya tersebut sangatlah menarik dan menyenangkan. “Pasalnya, selain mendapat teman baru, saya juga memperoleh keahlian tambahan yang sangat bermanfaat,” ujarnya. 

Cha mengatakan, selain mempelajari tehnik pembuatan kloset dia dan beberapa rekan lain dari Kefa juga diajari tentang teknik penjualan, perhitungan untung rugi, hingga pemasaran kloset. “Lokakarya wirausaha sanitasi dan diskusi ini sangat menarik, bahkan karena tidak mau ada pelajaran yang terlewat, saya juga mendokumentasikan semua langkah pembuatan kloset dengan kamera,” ungkapnya.

Cha mengaku bahwa dirinya tidak perlu menunggu lama untuk bisa membuat kloset. Karena, sesampainya kiriman cetakan dari Grobongan dan sedikit berlatih, pada Agustus 2012 Cha sudah mulai memasarkan kloset buatannya kepada warga di sekitar kediamannya. “Untuk memulai usaha ini, saya mengalokasikan modal awal kurang lebih 2 juta rupiah. Selain membeli bahan, modal tersebut juga saya gunakan untuk membuat dan membeli sejumlah alat guna mempermudah pekerjaan” jelasnya. 

Agar lebih mudah diingat oleh konsumen, kloset yang dibuat Cha diberi merek TIMOR. Tempat produksinya juga disebut Bengkel Produksi kloset Merk TIMOR.

Lebih lanjut dia menceritakan, di awal produksi dalam sehari hanya dapat membuat 1 buah kloset. “Sebab, hanya memiliki 1 cetakan kloset saja, selain itu waktu awal saya juga masih mengerjakan pembuatan kloset ini seorang diri,” terangnya. 

Tetapi seiring mulai banyaknya konsumen dia pun memiliki tambahan cetakan kloset, saat ini Cha dapat mebuat 4-8 kloset perhari. Selain itu, Cha juga telah dibantu seorang karyawan untuk menyiapkan bahan.

Bukan hanya melakukan promosi dengan cara door to door alias menawarkan kloset melalui mulut ke mulut saja, Cha menyatakan bahwa dirinya menggunakan cara pemasaran modern untuk menjual kloset merek Timor ini. Diantaranya seperti melalui Radio RSDP Kefa dan promosi dengan menggunakan SMS berantai. Bahkan, agar kloset buatnya makin laris Cha pun menggunakan sistem promosi beli 10 gratis 1.

Menurutnya, dalam menjalankan usaha pembuatan kloset murah ini bukan hanya keuntungan yang dikejar, melainkan juga dapat memudahkan masyarakat kurang mampu untuk memiliki kloset dengan mudah dan terjangkau.  Oflin Dethan FF-STBM Kab.TTU