Dokter Umi Fadilah, Pelopor Jambanisasi Warga Tegalampel

Puskesmas Pembantu (Pustu) Tegalampel baru saja meraih juara 2 Lomba Pelayanan dan Inovasi Pustu dan Puskesmas se-Jatim. Hal itu tidak lepas dari peran kepala Pustu Tegalampel dr Umi Fadilah menggerakan semua potensi agar warga tidak lagi buang buang air besar (BAB) di sungai.

Hujan turun cukup deras, ketika dr Umi menerima dengan ramah kedatangan Jawa Pos Radar Jember. Ditemani secangkir tah hangat, dr Umi mengisahkan bagaimana awal dirinya bertugas di Tegalampel. Yang pertama dilakukannya adalah berkeliling ke desa-desa yang menjadi wilayah kerjanya. “Saat itu saya melihat banyak sekali warga desa yang BAB di sungai,” katanya.

Perilaku itu akan menyulitkan kerja petugas kesehatan. Sebab, warga akan mudah terserang penyakit menular. Kondisi atau mutu air sungainya tercemar kuman atau bakteri. Padahal, mereka melakukan aktivitas mandi, cuci, kakus, di sungai.

Sebenarnya, warga bukan tidak memiliki uang untuk membikin jamban. Namun, mereka enggan untuk membuat jamban di rumah-rumah mereka. "Mereka lebih memilih pipis atau BAB di sungai," ujarnya.

Bahkan, sebagian besar warga di Tegalampel mandi dengan telanjang bulat di sungai. "Sepertinya, mereka enjoy saja. Tetapi, sebagai dokter yang bertugas di Tegalampel, saya merasa malu," katanya. Sebab, mereka mengumbar aurat yang mestinya ditutupi.

Saat itulah Umi mulai menggerakan tenaga medis dan paramedis yang ada di Puskesmas Tegalampel. "Saya mengumpulkan para tenaga medis yang bekerja di Puskesmas Tegalampel. Kami semua berdiskusi mencari jalan keluar agar warga mau BAB di jamban," katanya.

Ironisya, meski sebagian warga mampu secara ekonomi, namun rumah-rumah mereka tidak berjamban. Saat diskusi itu, salah seorang perawat mengusulkan agar diadakan arisan jamban bagi warga desa.

Saat itulah, Umi mulai mendekati ibu-ibu atau istri perangkat desa untuk ikut arisan jamban. Namun, langkah ini pun banyak menemui kendala. "Tetapi, saat awal membujuk mereka ikut arisan jamban, ada sekitar 10 orang yang mau ikut arisan," ungkapnya.

Saat itu juga Umi yang langsung menarik uang arisan. "Pertama kali ada yang kena arisan, saya langsung memberikan kloset jongkok plus biaya untuk pembuatan septic tank" katanya. Begitu selesai dibangun, pihak keluarga yang dapat arisan jamban langsung menggunakan jamban itu. "Keluarganya langsung BAB di jamban yang baru itu," katanya.

Selanjutnya, sepuluh orang yang ikut arisan jamban juga bergiliran mendapat jamban saat dapat arisan. Langkah ini ternyata diikuti warga lainnya meski sebelumnya banyak yang menentang arisan jamban tersebut. "Sebab, sudah menjadi tradisi warga mereka suka melakukan aktivitas ke sungai," tandasnya.

Karena Umi mengajak tokoh masyarakat serta kiai setempat, akhirnya banyak warga yang ikut arisan jamban. "Apalagi Islam mengajarkan kebersihan sebagian dari iman," katanya.

Saat itulah, mulai banyak warga yang ikut arisan jamban. "Apalagi warga banyak yang mampu beli HP atau rokok. Kalau arisan jamban ini nilainya sekitar Rp 300 ribu sudah mendapatkan kloset plus biaya bangun septic tank," cetusnya.

Langkah cerdas Pustu Tegalampel ini mendapat apresiasi dari Dinas Ksesehatan (Dinkes) Jatim. Bahkan, tim penilai lomba pustu dan puskesmas dari Jatim mengapresiasi dengan nilai tinggi. Dengan langkah ini, maka penyakit menular lewat sungai bisa diminalisasi. "Apalagi pernah ada wabah penyakit hepatitis di Bondowoso karena air sungainya tercemar virus lewat BAB manusia," katanya.

Saat ini, kata Umi, sebagian besar warga desa sudah punya jamban. Tidak heran jika penyakit menular di Tegalampel sudah jauh berkurang. "Ini sebagai upaya preventif agar warga semakin sehat dan punya pola hidup bersih dan sehat," katanya.

Sumber: link