Meningkatkan Nilai Subsidi dengan Rumah Setengah Jadi

Nama Kabupaten/Kota

Nama Inisiatif

Latar Belakang

Sutdi kasus penggunaan tools arsitektur pada penataan kawasan Illegal di Quinto Monroy Chili

Chili merupakan negara urban, Berdasarkan data UN Habitat sekitar 86% dari 17,5 juta penduduknya tinggal di daerah perkotaan. Pada tahun 2001, PBB memperkirakan 9% dari populasi perkotaan Chili hidup di permukiman miskin, jauh menurun dibandingkan 40% pada tahun 1990. Hal ini tidak terlepas dengan perjalanan panjang kebijakan mengenai penyediaan perumahan di negara tersebut. Dari statistik yang dikumpulkan oleh Bank Dunia menggambarkan saat ini 14,4% populasi Chili berada di bawah garis kemiskinan nasional dibandingkan dengan 29,1% pada tahun 2006. Kasus perumahan sosial merupakan sub topik kemiskinan yang dialami pada tingkat komunal dan global. Chili merupakan negara urban, Berdasarkan data UN Habitat sekitar 86% dari 17,5 juta penduduknya tinggal di daerah perkotaan. Pada tahun 2001, PBB memperkirakan 9% dari populasi perkotaan Chili hidup di permukiman miskin, jauh menurun dibandingkan 40% pada tahun 1990. Hal ini tidak terlepas dengan perjalanan panjang kebijakan mengenai penyediaan perumahan di negara tersebut. Dari statistik yang dikumpulkan oleh Bank Dunia menggambarkan saat ini 14,4% populasi Chili berada di bawah garis kemiskinan nasional dibandingkan dengan 29,1% pada tahun 2006. Kasus perumahan sosial merupakan sub topik kemiskinan yang dialami pada tingkat komunal dan global. 

Sejak awal abad ke duapuluh persoalan perumahan telah menjadi permasalahan yang dihadapi oleh pobladores (sebutan bagi penduduk kota berpenghasilan rendah) dan merupakan masalah utama yang ditangani oleh birokrasi  pemerintah, asosiasi kemasyarakatan, dan kepentingan politik. Kediktatoran Augusto Pinochet, presiden Chili pada masa lalu (1974-1990)  menyebabkan hak jangka panjang perumahan telah dibatasi oleh kebijakan pasar bebas yang sebagian besar tidak terkekang.  Lebih buruk lagi, penindasan yang dilakukan memutuskan banyak bentuk solidaritas yang dikembangkan oleh penduduk berpenghasilan rendah. Dalam kebijakan penghapusan kumuh, menyebabkan pemisahan antar komunitas di perkotaan dan memperburuk distribusi pelayanan negara yang tidak merata. 

Sejak akhir kediktatoran Pinochet, dukungan perumahan bagi yang berpenghasilan rendah, telah meluas dan berkelanjutan. Penduduk Chili  dari kalangan ini secara historis mendapatkan hak atas perumahan, sebuah pencapaian yang masih mengarahkan politik dan pembangunan perkotaan saat ini. Perjuangan para aktivis untuk memperluas hak-hak warga dalam perumahan telah membatasi orientasi kebijakan pasar bebas yang dianut oleh para pengikut Pinochet. 

Hak atas perumahan  yang dimenangkan oleh pobladores, bukan obat mujarab bagi marginalisasi di perkotaan, namun hal tersebut bisa menjadi penyangga (buffer) dalam kondisi yang tidak aman. Pobladores yang saat ini hidup dalam komunitas yang relatif kohesif, tanpa masalah pengabaian dari penyediaan properti masal dan pasar real estate yang terkait dengan investasi kapitalis yang mudah berubah dan tidak aman. Perjuangan panjang untuk hak-hak perumahan telah membuat perumahan yang tersedia lebih mudah diakses, hal ini juga menentang pemahaman dominan tentang properti dan mengubah posisi kaum miskin kota baik dari sisi pemerintah maupun komunitas kota. 

Angka-angka dari Kementerian Perumahan dan Pembangunan Chili (MINVU, 2006)  menunjukkan bahwa hampir 90% populasi Chili memiliki tempat tinggal yang “memadai”; di antara orang miskin, 80% memiliki akses ke tempat penampungan; pemukiman informal hanya mewakili 3% dari total  perumahan di negara tersebut, lebih dari 99% rumah di kota ini memiliki air minum dan fasilitas sanitasi. Sebaliknya, ada banyak tanda yang menunjukkan fakta bahwa ini secara kuantitatif terus meningkat.

Kebijakan “berhasil” dari sisi kuantitatif tetapi  telah mengabaikan aspek kualitatif seperti kecukupan, lokasi, dampak sosial dan spasial. Dengan menetapkan tujuan kuantitatif di atas kualitatif, penyediaan perumahan sosial terkonsentrasi di distrik pinggiran; dimana standar konstruksi dan kelayakan  sangat rendah, hal ini  berkontribusi terhadap segregasi baik secara sosial maupun spasial.

Perumahan sosial cenderung mencari tanah yang sempit dengan harga yang murah. Tanah tersebut biasanya jauh dari peluang kerja, fasilitas pendidikan, transportasi, dan kesehatan yang ditawarkan kota. Hal ini cenderung melokalisasi perumahan sosial  dalam perluasan kota yang miskin, menciptakan lingkaran kemarahan, konflik sosial dan ketidakadilan.  Karena batas anggaran yang ketat sebagian besar perumahan sosial di Chili cenderung dibangun di pedesaan, dimana tanah dapat dibeli dengan harga murah, dan sebagian besar subsidi digunakan untuk arsitektur bangunan. Tetapi kualitas arsitektur yang buruk semakin membuat keluarga-keluarga miskin terpuruk dalam kemiskinan dan jauh dari kota.  Diperlukan pendekatan lain untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Salah satu terobosan  yang dianggap berhasil mengatasi permasalahan di atas  adalah penyediaan perumahan kaum miskin di Quinta Moroy di pusat kota Inquique , sebuah kota di kawasan gurun sebelah utara Chili, dengan penduduk sekitar seperempat juta jiwa . Proyek ini dikerjakan selama dua tahun pada periode 2003-2004. Pemerintah kota menghadapi persoalan di lokasi terebut pada lahan seluas 5000 meter persegi yang secara ilegal ditempati oleh 93 keluarga yang telah bermukim selama tiga dekade. Penanganan persoalan kawasan ilegal, seperti juga di banyak negara lain, tidaklah mudah. Pada saat warga diminta pindah, mereka bersikeras tetap tinggal di sana.  Daripada menggusur penduduk, Pemerintah Chili meminta ELEMENTAL  - sebuah lembaga arsitek nir laba - untuk merancang perumahan permanen bagi mereka di tempat tersebut

Tantangan pertama yang dihadapi Elemental adalah soal biaya subsidi dari pemerintah sebesar $ 7500 (setara dengan 64 juta rupiah pada tahun 2003) untuk masing-masing keluarga, yang harus membayar tanah, infrastruktur dan arsitektur (bangunan).  Lahan yang ada hanya cukup untuk membangun 30 rumah individu atau 66 rumah deret. Dari sisi bangunan , anggaran yang dialokasikan hanya cukup untuk membayar sekitar 30 m2 luas bangunan, di luar biaya lahan yang tinggi. Dengan asumsi 1 rumah =1 keluarga= 1 lot, maka kawasan ini hanya akan menampung 30 keluarga. Untuk memenuhi 93 rumah untuk semua keluarga yang tinggal di sana, pilihannya mencari lokasi di daerahpinggiran/pedesaan dengan harga tanah yang masih murah.

Alejandro Aravena bersama dengan Elemental yang dipimpinnya mencari cara supaya warga setempat tidak pindah ke pinggiran kota yang secara ekonomi dan sosial akan meminggirkan mereka. Elemental  menemukan cara baru dalam memandang masalah, menggeser pola pikir dari skala objek $7.500 dikalikan 100 (sesuai jumlah keluarga di kawasan tersebut), ke skala bangunan $ 750.000 – jumlah subsidi untuk 100 keluarga – sebaik mungkin yang mampu mengakomodasi 100 keluarga dan ekspansi mereka. Desain bangunan dan efesiensi lahan memegang peranan dalam hal ini, sehingga rumah yang dibangun layak dari sisi luas bangunan, memenuhi standar kelayakan konstruksi dan memberikan ruang bagi penghuni untuk menambah ruang jika dibuthkan kemudian, 

Dari sisi efesiensi lahan , apartemen-apartemen bertingkat tinggi akan mengatasi kepadatan yang dibutuhkan, tetapi tidak memberi penghuni kesempatan untuk memperluas rumah mereka sendiri, karena hanya lantai paling atas dan lantai paling bawah yang memiliki peluang  penambahan. Jika yang dibangun adalah rumah petak, dengan memanfaatkan lahan lebih efesien, bahkan jika lebar tanah sama dengan lebar rumah, hanya bisa menampung 66 keluarga. Masalah dengan tipe ini, ketika penghuni ingin menambah kamar baru, tidak ada akses terhadap cahaya dan ventilasi kamar sebelumnya. Di samping itu mengganggu privasi karena sirkulasi udara harus melalui kamar lain. Akhirnya Elemental membuat desain dengan bangunan dua lantai, yang memungkinkan penambahan ruangan dilantai bawah maupun atas  ketika dibutuhkan.  

Elemental mengidentifikasi serangkaian desain yang dapat meningkatkan nilai rumah seiring waktu, tanpa harus menambah uang subsidi. Aravena mengusung konsep bahwa perumahan rakyat harus dilihat sebagai investasi bukan sebagai pegeluaran, dengan berupaya untuk membuat subsidi awal dapat menambah nilai dari waktu ke waktu. Hal ini penting karena perumahan rakyat  di Chili nilainya rendah dan malah harganya menurun dari waktu ke waktu, diakibatkan perumahan ini dibangun di atas tanah dan kualitas konstruksi yang rendah. 

Karena pertimbangan biaya Elemental merancang “rumah setengah jadi”, sebuah pendekatan yang tidak biasa terhadap perumahan sosial. Karena pertimbangan biaya, rumah disediakan sebagai “inti” yang sangat dasar, menggabungkan kebutuhan minimum untuk tempat tinggal, memasak, dan mandi. Unit inti ini dirancang untuk memungkinkan penghuninya dengan mudah menambah kebutuhan ruang tanpa mengorbankan stabilitas struktural rumah.  Rancangan ini didefinisikan sebagai sistem dimana “pemerintah mendanai pembangunan setengah rumah yang layak aman dan terjangkau, kemudian penduduk menyelesaikan bagian lainnya dengan sumber daya yang diperbolehkan”. 

Terdapat beberapa hal yang menjadi catatan dari sistem  yang dikembangkan, yaitu :

• Ruang yang dibangun harus cukup dari sisi keluasan , tetapi harus efisien mengingat harga lahan sangat mahal. Warga diupayakan tidak pindah ke pedesaan atau pinggiran supaya tetap bisa menerima manfaat dari jaringan yang ditawarkan kota dan bisa memberikan manfaat ekonomi keluarga. Lokasi yang baik juga kunci untuk meningkatkan nilai properti. 
• Penyediaan ruang fisik untuk “keluarga besar” yang bisa dikembangkan terbukti menjadi masalah utama dan membutuhkan lahan dan biaya pembangunan yang besar. Elemental memperkenalkan ruang kolektif, di antara ruang privat dan publik, masing-masing untuk 20 keluarga. Ruang kolektif  merupakan properti umum dengan akses terbatas.
• Bangunan privat (dapur, kamar, kamar mandi)  untuk masing-masing keluarga adalah 50% dari volume masing-masig unit, yang nantinya akan dibangun sendiri, harus cukup berpori untuk memungkinkan setiap unit berkembang dalam strukturnya. Bangunan awal harus menyediakan kerangka pendukung (bukan pembatas) untuk menghindari efek negatif terhadap lingkungan perkotaan dari waktu ke waktu, tetapi tetap memfasilitasi proses ekspansi (penambahan ruang).

Pada akhirnya rumah yang dirancang bukanlah rumah kecil berukuran 30 m2 untuk masing-masing unit tetapi rumah dengan standar kelas menengah yang pada saat awal hanya dibangun sebagian kecil. Ini berarti ada perubahan dalam standar : dapur, kamar mandi, tangga, dinding partisi dan semua bagian rumah dirancang dengan skenario rumah tumbuh seluas 72 m2. Persoalannya ketika dana subsidi yang diberikan hanya cukup untuk setengah dari rumah, setangah mana yang akan dikerjakan lebih dulu?.  Elemental memilih untuk mendahulukan bagian-bagian yang  tidak akan bisa dicapai secara individual oleh keluarga, berapapun uang, energi, dan waktu yang dihabiskan. 

Elmental kemudian merancang  tipologi blok dua lantai yang terhubung, mengitari empat halaman umum, dan dirancang sebagai infrastruktur kerangka yang dapat diperluas oleh keluarga dari waktu ke waktu: hanya setengah dari setiap rumah dibangun dalam anggaran yang tersedia, dan termasuk fitur yang paling sulit dibangun - seperti dapur, kamar mandi, tangga dan dinding pemisah. Dalam proses dari awal termasuk tahap perancangan warga penerima manfaat dilibatkan. Dalam lokakarya partisipatif, penerima manfaat diajak untuk membangun bagian kedua dari rumah sesuai dengan keinginan mereka. Proses ini menawarkan penerima manfaat untuk menyesuaikan dan membuat desain yang personal untuk masing-masing, menghemat biaya konstruksi, menciptakan sub-komunitas (masing-masing 20 keluarga)  di sekitar halaman, dan meningkatkan keterlibatan penduduk dengan memungkinkan setiap rumah menjadi dan terlihat unik. Pada akhirnya hal ini akan menghilangkan apa yang dianggap kelemahan dari sistem pabrikasi, yaitu kurangnya fleksbilitas terhadap kebutuhan masing-masing keluarga.

Desain Blok dan Modul Rumah Setengah Jadi , Sumber : https://modulatingruin.files.wordpress.com/2014/06/elemental-precedent41.jpg

Tak satu pun rumah yang tersisa dalam keadaan aslinya; setiap keluarga bangga melukis atau memasang eksterior dan menambahkan jendela atau balkon yang berbeda sesuai keinginan mereka. Alih-alih tinggal di gedung yang tidak jelas, keluarga dapat menyesuaikan tempat tinggal mereka, menjadikan lingkungan yang lebih kaya dan lebih beragam (Amiie Groundwater, 2015).


Tampak luar dan dalam rumah setelah pengembangan , sumber : https://www.archdaily.com/10775/quinta-monroy-elemental/5702d26ce58ece858d000001-quinta-monroy-elemental-photo?next_project=no

Dengan sistem yang dikembangkan tersebut penduduk asli Quinta Monroy mendapat manfaat dari skema pendanaan dari pemerintah Chili, yang berarti bahwa mereka memiliki tempat tinggal mereka sejak awal, daripada hanya diberi properti dengan sewa. Ini memungkinkan mereka untuk mengambil kepemilikan atas ruang tempat mereka tinggal dan mengembangkannya sesuai dengan selera dan kebutuhan mereka. Hal ini juga menempatkan peran penduduk untuk membentuk ruang hidup mereka sendiri. Skema ini dilakukan dengan visi, “mengentaskan kemiskinan dan menghilangkan permukiman kumuh menggunakan pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat lokal pada tahap awal proses desain”.

Prinsip Aravena bahwa pembangunan perumahan sosial adalah investasi terbukti kemudian. Lima tahun kemudian, masing-masing dari 60 rumah, dikelompokkan di sekitar halaman komunal, dihargai lebih dari 16.000 euro per rumah (setara dengan 189.472 rupiah – tahun 2009). Yang membuktikan poin utama Elemental yaitu menggunakan alat arsitektur untuk menyelesaikan pertanyaan non-arsitektur, seperti bagaimana mengatasi kemiskinan. Proyek Quinta Monroy membuktikan, adalah mungkin untuk menghilangkan persepsi negatif yang berkuasa dari perumahan sosial, dengan mengubahnya dalam investasi yang menguntungkan, bukan dari biaya sosial. Adapun bagi penduduk: itu membuat semua perbedaan antara kemiskinan jangka panjang dan kenaikan bertahap menuju swasembada.

Penduduk Quinta Monroy dapat mengubah perumahan bersubsidi yang mereka terima dari pemerintah menjadi modal nyata, menjadi sejumlah uang nyata, dan itu karena kawasan tersebut mampu mendapatkan nilai dari waktuk ke waktu. Terdapat beberapa penghuni baru yang membeli rumah di lokasi tersebut melalui agen. Ini menunjukkan keluarga asli mampu memperluas rumah mereka dan kemudian menjual dan pindah ke tempat lain yang lebih baik. Bisa dibayangkan bahwa rumah yang diberikan kepada mereka tumbuh nilainya dan menjadi aset yang layak, memungkinkan mereka untuk keluar dari sektor informal.

Mendorong penduduk Quinta Monroy untuk berjuang menuju masa depan yang mandiri secara ekonomi adalah kunci sepanjang pengembangan perumahan sosial. Elemental telah memberikan contoh yang mengilhami dalam "menghilangkan kesenjangan yang tumbuh antara arsitektur dan kebutuhan sosial." Sementara banyak dari organisasi pemerintah lokal dan nasional memandang perumahan sosial sebagai investasi yang berisiko, pedekatan ini membuktikan sebaliknya ketika mereka dipertimbangkan untuk jangka panjang. Dengan cara ini, hambatan kelas yang dihadapi warga pada akhirnya akan memudar. Sistem kepercayaan itu telah bergeser, “daerah kumuh berusia 30 tahun ke rencana perumahan sosial, dengan luas tanah 5000 m2 mampu menampung 100 keluarga”.

Bagi Chili perubahan pedekatan seperti di Quinta Monroy dibutuhkan, karena dalam 20 tahun ke depan diperkirakan akan menghabiskan 10 milliar dollar AS untuk mengatasi defisit perumahan. Pada skala keluarga kecil, subsidi perumahan yang diterima negara, sejauh ini, merupakan bantuan terbesar yang pernah ada. Jika subsidi bisa menambah nilai dari waktu ke waktu, bisa menjadi titik balik utama untuk meninggalkan kemiskinan.

Aravena dan timnya di Elemental kemudian melakukan dua proyek perumahan sosial lainnya di seluruh Chili, termasuk Lo Barnechea dan Villa Verde. Ketiga proyek berbagi karakteristik yang dirancang dengan melibatkan penghuni secara partisipatif. Aravena dan Elemental mampu membuktikan bahwa sumber terbuka melengkapi aspek sosial desain memungkinkan bantuan publik dalam mendefinisikan masa depan perumahan rakyat. Seperti yang dikatakan oleh Aravena mengenai langkah ini kepada Mapping The Design Word, "tujuannya adalah untuk memberikan materi kepada lembaga pemerintah dan pengembang yang mungkin berpikir terlalu mahal untuk berinvestasi di perumahan sosial yang dirancang dengan baik." Sangat penting untuk membawa bentuk perubahan ke cara di mana perumahan publik dipahami dan dianalisis oleh pemerintah masa depan. Alasannya adalah, "pada tahun 2030, dari 5 miliar orang yang akan tinggal di kota, 2 miliar akan berada di bawah garis kemiskinan." Oleh karena itu Pada tahun 2016, kelompok desain Elemental mengumumkan rancangan tersebut kepada publik, “melepaskannya sebagai sumber terbuka untuk membantu mengatasi krisis perumahan yang terjangkau secara global.” (Marnia. Nes)

Referensi:
Amiee Groundwater, 2015, A Case for The Incremental Quinta Moroy 
https://architectureau.com/articles/a-case-for-the-incremental-quinta-monroy/
Ana Sugranyes, 2006 - Social Housing Policy in Chile since 1980 Actors and products, PhD thesis , architect, Ecole d’Ingénieurs Fribourg geboren te Fribourg, Zwitserland
Chile Rodrigo Perez de Arce and Felipe de Ferrari, 2008 - The Raw and the Cooked: Past, Present, and Future in Quinta Monroy, Iquique - https://static1.squarespace.com/static/5703f93b9f72661a35f2f9be/t/5812113c9f7456709e65cac7/1477579069161/housing+models_raw+and+cooked.pdf
Edward Murphy, 2015 - A Right to Low-Income Housing in Chile -
https://nacla.org/news/2015/10/18/right-low-income-housing-chile
Efe Ulucuay, 2017 – Paving Tha Way : How Public Housing Shapes Chilean Future
https://www.borgenmagazine.com/public-housing-shapes-chilean-futur
Mapping The Design Word, 2013 - Social Housing (1)) – Qinta Monroy (2003-2004) The Most Revolutionary Social Housing Project
https://mappingdesignww.wordpress.com/2013/09/16/social-housing-1-quinta-monroy-2003-2004-_-the-most-revolutionary-social-housing-project/

Tantangan

Aksi/Inisiatif yang dilakukan

Hasil dan Dampak