Bebaskan Lotim dari Sampah, Gerakan PADASUKA Andalkan TPS-3R & Bank Sampah

LOMBOK TIMUR — Kamis, 21 Februari 2019

Menyambut momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2019, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) meluncurkan Gerakan Persampahan PADASUKA, Kamis (21/2) hari ini. Gerakan ini dirangkum dalam 7 butir paket kebijakan, yang mengunggulkan program "1 TPS 3R per 1 Desa" sebagai andalan menuju Lotim bebas sampah, bebas kumuh, dan bebas gersang.

Semangat gerakan ini lahir dari kesadaran Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan atas pentingnya mendorong peran aktif masyarakat untuk memperbaiki tingkat pengurangan dan penanganan sampah sejak dari sumbernya. Sejumlah 254 desa/kelurahan di Kabupaten Lotim diharapkan mampu membentuk kelompok masyarakat pengelola sampah dalam bentuk KSM, BKM, ataupun BUMDes. Dengan demikian, Dinas LHK membagi tanggung jawab atas rantai pengelolaan sampah. Tatkala pengelolaan sampah dari TPS ke TPA menjadi tanggung jawab Dinas LHK, pengelolaan dari rumah tangga ke TPS dapat menjadi tanggung jawab masing-masing desa.

Sistem pengelolaan berantai ini akan membantu mengurangi timbulan sampah ke TPA, yang kini sudah mulai kelebihan kapasitas.

"Tadi saya sempat tanyakan kepada Pak Kadis, timbulan sampah itu sampai 310 m3/hari dari 7 kecamatan. Bagaimana kalau dari 254 desa dan semuanya mengarah ke TPA Ijobalit? Berapa besar sampah yang akan menumpuk di Ijobalit?" papar Wakil Bupati Lombok Timur H. Rumaksi, saat membuka sekaligus meresmikan Program PADASUKA, Kamis (21/2) hari ini.

Sampai akhir 2018, sudah terdapat 49 bank sampah yang terbangun dan tergabung dalam Asosiasi Bank Sampah Lombok Timur. Di antara bank-bank sampah ini, DLHK Provinsi turut berkontribusi memfasilitasi pembentukan 15 unit bank sampah. Untuk 2019, DLHK Provinsi pun berencana melanjutkan alokasikan dana bantuan untuk pembangunan sarpras persampahan di Kabupaten Lotim.


Sebanyak 5-10 desa akan dipilih oleh Dinas LHK sebagai desa pilot untuk Program PADASUKA di 2019. Salah satunya adalah Desa Dasan Lekong. Sejak tahun 2018, Desa Dasan Lekong aktif mendorong kelompok pemuda untuk peduli tentang pengurangan sampah.

Di samping mendorong kemandirian pengurangan dan pengelolaan sampah lewat Bank Sampah dan TPS-3R, Pemkab Lotim juga akan meresmikan teknologi Intermediate Treatment Facility (ITF)/TPST Ijobalit. Teknologi ITF ini memungkinkan pemilahan antara sampah non-organik dan organik dengan teknologi ban berjalan ('belt conveyer'). Sampah organik akan melalui proses pencacahan dan komposting, sementara sampah non-organik akan dipilah secara manual untuk didaur ulang. Dari kapasitas tampungan sebesar 40 m3/hari, metode ITF ini ditargetkan bisa mengolah hingga 70%-80% sampah yang masuk.

Per 2018, Kabupaten Lombok Timur memiliki tingkat pengurangan 0,28% dari target 30%, dan tingkat penanganan 14,48% dari target 70% untuk tahun 2025. Secara keseluruhan, tingkat produksi sampah di Kabupaten Lombok Timur mencapai 477 ton/hari.

Gerakan PADASUKA ini sendiri selaras gerakan persampahan NTB di level provinsi, "Zero Waste 2023". Sebagai salah satu wujudnya, kini seluruh ASN di level provinsi didorong untuk mengurangi penggunaan botol plastik.

"Menuju Zero Waste, polisinya yang paling utama adalah Ibu Wagub. Jadi kalau beliau melihat ada botol, [akan] langsung difoto, kirim ke grup WA, 'Kok masih ketemu?'," ujar Asisten III Provinsi NTB Hartina, mewakili kehadiran Gubernur NTB. "Sehingga kami tidak lagi melakukan itu."

***