Edukasi Pentingnya Air Minum Aman, Pokja PPAS Gandeng Putri Indonesia Lingkungan


Instragram live serial kedua yang menjadi bagian dari kegiatan road to Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2021 dalam waktu dekat ini baru saja diadakan.

Kegiatan yang mengangkat tema "Sudah Amankah Air Minum Kita?" ini menggandeng Puteri Indonesia Lingkungan 2020, Putu Ayu Saraswati, dan Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Vensya Sihotang untuk menjadi narasumber diskusi online melalui kanal instagram @rumahairminumsanitasi.

Bukan hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi akan pentingnya akses air minum aman, namun pada diskusi ini kedua narasumber juga memaparkan fakta-fakta terkait kondisi air minum aman di Indonesia, serta menjelaskan bagaimana cara pengelolaan air minum yang aman dan tepat untuk skala rumah tangga. Selain itu, pada diskusi interaktif ini juga disampaikan keterkaitan pandemi Covid-19 dengan air minum aman.

Pada pembukaan, moderator yang merupakan Founder Cleanomic, Denia Isetianti, menyampaikan, hasil Survey Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAM-RT), Kemenkes, 2020 menunjukkan bahwa saat ini baru 11 dari 100 rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses air minum aman. Hal ini tentunya perlu ditingkatkan, terlebih Indonesia telah berkomitmen untuk menyediakan akses air minum aman untuk seluruh masyarakat. Ini sejalan dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 point 6.

Dalam penjelasannya, Direktur Kesehatan Lingkungan, Vensya Sitohang memaparkan bahwa yang dimaksud air minum aman ialah air yang dapat diminum baik air tersebut diolah terlebih dulu, atau belum diolah sama sekali, namun keduanya harus memenuhi aspek kesehatan, sehingga dapat langsung diminum. "Gampangnya ialah air minum aman adalah air minum yang bila dikonsumsi tidak menimbulkan efek tidak baik pada tubuh," jelasnya.

Menurut Vensya, dari ketentuan WHO, disampaikan bahwa air minum aman ialah berasal dari sumber air minum layak, berada di dalam atau pekarangan rumah, tersedia sepanjang waktu, dan bebas dari kontaminasi, baik fisik, kimia, dan mikrobiologi. "Saat ini semua negara telah fokus untuk mencapai akes air minum aman. Sebelum lebih jauh ke negara yang paling penting itu harus di mulai dari rumah tangga," tambah Vensya.

Sejalan dengan Vensya, Putri Indonesia Lingkungan 2020 Putu Ayu Saraswati memaparkan bahwa, pemenuhan akses air minum aman merupakan hal penting yang harus didukung dan diwujudkan, karena merupakan bagian dari hak asasi manusia.

Putu Ayu menjelaskan, pentingnya air minum aman bukan tanpa alasan, terlebih seperti yang diketahui bahwa lebih dari 60 persen bagian tubuh manusia terdiri dari air. "Bahkan dalam keseharian, kita selalu membutuhkan dan menggunakan air. Itulah mengapa keberadaan air minum aman itu sangat penting" ujarnya.

Menurut Putu Ayu, melalui fakta mengenai minimnya rumah tangga yang memiliki akses air minum aman, maka kesempatan diskusi ini bisa dijadikan ajang edukasi bagi dirinya dan masyarakat untuk mengetahui lebih banyak akan air minum aman yang memang sangat penting dan bermanfaat.

Pada diskusi ini Putu Ayu juga mengimbau bahwa pentingnya pengelolaan air minum yang aman di rumah, salah satunya yaitu dengan cara merebus terlebih dulu air yang akan kita konsumsi hingga mendidih untuk memastikan bebas dari bakteri. Bukan hanya bisa mencegah terjadinya berbagai penyakit, konsumsi air minum aman juga sangat penting untuk meningkatkan kesehatan.

"Bahkan dalam salah satu riset WHO yang aku baca, investasi senilai 1 dolar di sektor air minum dan sanitasi akan bisa menghasilkan keuntungan hingga 4 dolar. Hal ini karena dengan mengkonsumsi air aman telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas," papar Putu Ayu.

Terkait memastikan air minum yang dikonsumsi masyarakat di rumah sudah aman, maka hal yang dapat dilakukan ialah dengan memeriksakan air tersebut ke laboratorium. "Setiap rumah tangga semestinya perlu melakukan hal ini, sehingga setiap rumah tangga bisa melakukan pencegahan-pencegahan awal jika ternyata sumber air di rumah kita masuk dalam kategori tidak aman," katanya.

Hal itu karena, menurut Vensya banyak dampak negatif yang bisa dihasilkan dengan konsumsi air minum tidak aman, diantaranya bisa menyebabkan diare, infeksi dan stunting pada anak.

Selanjutnya, Vensya juga menjelaskan, cara lain yang bisa dilakukan untuk memastikan air minum kita aman dikonsumsi ialah dengan cara melakukan pengelolaan air minum dengan cara mengolahnya dengan direbus atau dimasak, ditempatkan di tempat yang tepat, kemudian disimpan pada wadah yang bersih dan terjaga dari kontaminasi.

Selain menunjukkan masih rendahnya akses air minum aman di rumah tangga, hasil SKAM-RT juga memperlihatkan bahwa sebanyak 31% masyarakat Indonesia menggunakan air isi ulang, 15,9% menggunakan sumur gali terlindungi, dan hanya 13,1% yang menggunakan air ledeng atau air perpipaan. "Padahal air ledeng ini masuk dalam kriteria air aman oleh SDGs." papar Vensya

Terkait hal ini, pada sesi penutup, Vensya mengajak kepada seluruh masyarakat, untuk mulai beralih ke air perpipaan/ledeng/PDAM sebagai kriteria air aman. Selain itu, hasil SKAM-RT juga menunjukkan bahwa dari sekian banyak sumber air minum aman, air ledeng atau air perpipaan merupakan air dengan hasil kontaminasi paling rendah risiko.

Kendati demikian, hasil SKAM-RT juga menunjukkan masih ada 3% PDAM di Indonesia yang belum bisa memberikan layanan optimal dalam penyediaan air aman. "Untuk hal ini, upaya perbaikan yang kami lakukan ialah memberikan dukungan pendampingan dan peningkatan kapasitas kepada PDAM-PDAM tersebut, agar kedepannya dapat memastikan penyediaan air minum aman kepada masyarakat," pungkas Vensya.

Di sesi penutup Vensya dan Putu Ayu juga mengajak semua masyarakat dan penonton sesi IG Live untuk mulai memerhatikan kualitas air minum aman di rumah masing-masing, sehingga bisa terus menjaga kesehatan dan terbebas dari berbagai macam penularan bakteri dan virus, terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.