Kolaborasi USAID IUWASH PLUS, Pokja PPAS, dan Kota Medan Untuk Galakkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

Dalam rangka menyambut Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS) yang diperingati setiap tanggal 15 Oktober, USAID IUWASH PLUS bersama Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Kesehatan, dan Pemerintah Kota Medan mengadakan kegiatan dialog interaktif bertajuk “Cuci Tangan Pakai Sabun Budaya Kita” pada hari Rabu (13/10/2021).

Kegiatan yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Gusta ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), serta berbagi pengalaman promosi CTPS dari para pegiat di berbagai daerah. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta perwakilan dari K/L terkait, mitra pembangun dan juga pegiat air minum dan sanitasi secara hybrid.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Lurah Tanjung Gusta, Irwanta Ginting yang menyampaikan dukungannya pada program USAID IUWASH PLUS, “Kami sangat mendukung program dari USAID di Tanjung Gusta. Untuk itu, kami mengimbau seluruh masyarakat untuk melakukan praktik 6 langkah CTPS, bukan hanya dikarenakan pandemi saja namun karena memang kita harus selalu menjaga kesehatan masyarakat” ujarnya.

Sambutan dilanjutkan oleh Direktur Perumahan dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti. Dalam sambutannya, Virgi menjelaskan bahwa CTPS ini berhubungan erat dengan kesehatan masyarakat yang memengaruhi kualitas dan porduktivitas SDM di masa mendatang. “Capaian kepemilikan sarana CTPS di Sumatera Utara sebenarnya menurun dari tahun 2019 menjadi 67%, dan perilaku CTPS baru 37,8%, yang seharusnya bisa 100%. Hal ini menunjukan perlunya kerja sama seluruh pihak terkait dan pendekatan secara individu untuk terus menggalakan perilaku CTPS.” pungkasnya.

Sepaham dengan yang disampaikan Virgi, Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang turut menyampaikan, seluruh pihak dapat mengangkat momentum yang baik ini untuk meningkatkan praktik baik melalui aksi nyata bersama dalam CTPS, dan menjadikannya budaya kita semua. “CTPS ini sangat penting untuk menjadi budaya kita, bukan hanya karena pandemi, tapi perilaku ini dapat memutus mata rantai penyakit COVID-19 dan penyakit lain yang berbasis infeksius. Selain itu, pemeliharaan sarana CTPS juga menjadi hal utama yang bisa kita tingkatkan melalui momentum HCTPSS, jangan sampai fasilitasi tersedia namun tidak bisa digunakan” pungkas Vensya.

Project Management Specialist, USAID IUWASH PLUS, Endah Shofiani mengutip Data dari UNICEF dan WHO yang menunjukan bahwa perilaku CTPS yang benar dapat menurunkan kejadian diare sebanyak 30% dan penyakit ISPA sampai 20%. Oleh karena itu penting sekali untuk mencuci tangan sebelum makan dan setelah melakukan aktivitas dengan sabun dan air mengalir.

“Sejak awal program, USAID IUWASH PLUS telah mempromosikan CTPS di tingkat rumah tangga, dari hasil survei yang dilakukan di 30 Kabupaten/Kota dampingan menunjukkan adanya peningkatan presentase rumah tangga yang melakukan praktik CTPS, dari 13% di tahun 2019, menjadi 30,5% di tahun 2021. Dengan promosi dan pendekatan partisipatif yang dilakukan terus menerus maka praktik CTPS ini dapat terus meningkat dan berlanjut” ujar Endah.

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Walikota Medan yang diwakili oleh Sekretaris Dinas PKP2R Medan, Tondi Nasha. Dalam sambutannya, Tondi menyampaikan, pihaknya berharap peserta yang hadir pada kegiatan hari ini dapat menjadi kader untuk terus menyerukan pentingnya praktik CTPS.

“Hari ini kami juga akan melakukan serah terima sarana CTPS bagi warga Gang Mukti, Kelurahan Tanjung Gusta, yang diikuti dengan praktik CTPS secara bersama sama. Harapannya praktik CTPS ini dapat terus disosialisasikan oleh warga ke seluruh kelurahan lain di Kota Medan dan juga daerah lainnya di Indonesia,” ujarnya.

Kemudian dalam kegiatan ini, juga dilakukan penyerahan sarana CTPS secara simbolis dan dialog interaktif dari daerah- daerah dampingan USAID IUWASH PLUS tentang pengalaman para pegiat melakukan promosi CTPS kepada warga. Harapannya, melalui kegiatan ini praktik CTPS dapat terus digalakkan dan diterapkan untuk menjadi budaya bersama.