Kota Tasik Siap Manfaatkan Media Sosial Untuk Promosikan Sanitasi Aman

Laporan We Are Social, 2022, menunjukkan bahwa pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai angka 191 juta orang yang jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 12,35% dari tahun sebelumnya. Selain itu, laporan tersebut juga memperlihatkan bahwa Whatsapp menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan yang kemudian di posisi selanjutnya ada Instagram dan Facebook.

Melihat data tersebut, dan seiring pesatnya kemajuan teknologi, SNV Netherlands Development Organisation yang sejak tahun 2018 mendampingi Kota Tasikmalaya melakukan kolaborasi dengan Pokja PPAS Nasional di bawah koordinasi Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman, Bappenas dalam waktu dekat ini mengadakan pelatihan pemanfaatan media sosial untuk pembangunan sanitasi aman di kota tersebut.

Dalam kegiatan ini Pokja PPAS Nasional dilibatkan karena sebagai lembaga adhoc yang fokus pada isu pembangunan perumahan, permukiman, air minum, dan sanitasi Pokja PPAS telah banyak memanfaatkan berbagai kanal komunikasi, termasuk menggunakan website dan media sosial.

Dalam sesi pembukaan, perwakilan SNV Kota Tasikmalaya, Dadang, mengatakan, bahwa SNV sejauh ini telah dengan intens mendampingi Pemda Kota Tasikmalaya dalam penyusunan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP), termasuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan pemda dalam melakukan kampanye dan sosialisasi sanitasi aman kepada semua pihak. Oleh karena itu, pelatihan ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan keahlian pemda, sekaligus sebagai upaya meningkatkan promosi dan penyebarluasan promosi untuk sanitasi aman.

Berdasarkan data pemda Kota Tasikmalaya, 2021, hingga saat ini setidaknya masih ada 39,58% masyarakat Kota Tasikmalaya yang melakukan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka dan tentunya kondisi ini perlu segera diatasi, pasalnya ada banyak dampak buruk akibat buruknya kondisi sanitasi, termasuk jika angka BABS di tempat terbuka masih tinggi.

"Bukan sekadar mampu melakukan promosi sanitasi aman, namun melalui kegiatan ini peserta juga paham akan banyaknya manfaat dari media sosial sebagai salah satu alat sosialiasi, edukasi, dan penyebarluasan informasi di era digital seperti saat ini. Belum lagi diketahui bahwa setiap tahunnya data pengguna media sosial di Indonesis terus mengalami kenaikan," ujarnya.

Selanjutnya, dalam sesi sambutan Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Kota Tasikmalaya, Budy Rachman menuturkan bahwa pihaknya menilai bahwa kegiatan pelatihan ini sebagai sebuah peluang yang baik bagi Kota Tasikmalaya, termasuk bagi para instansi yang turut menjadi peserta. "Harapannya kegiatan ini bisa mengerakan semua OPD di Kota Tasikmalaya untuk sama-sama menjadi penggerak dalam upaya promosi pentingnya sanitasi aman kepada semua pihak, termasuk masyarakat," terangnya.

Menurut Budy, pemanfaatan media sosial dalam upaya promosi isu sanitasi aman dinilai sangat efektif, pasalnya media sosial memungkinkan kita untuk mengemas pesan-pesan menjadi lebih menarik untuk berbagai kalangan. Apalagi dalam mengubah perilaku BABS upaya promosi, sosialisasi, dan edukasi yang diberikan juga harus konsisten dan media sosial sangat bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan seperti itu. "Harapan utamanya adalah semoga dengan melalui kegiatan ini upaya promosi sanitasi aman akan semakin gencar dilakukan semua pihak, sehingga akhirnya dapat mendorong percepatan perubahan perilaku bagi masyarakat," ujarnya.

Dengan tujuan untuk meningkatkan keahlian para peserta pelatihan yang sebagian besar adalah pengelola media sosial dari berbagai OPD di Kota Tasikmalaya, maka materi pelatihan yang diberikan pun sangat beragam dan komprehensif. 

Pada sesi pertama, peserta diajak untuk mengenal berbagai kanal media sosial oleh Kominfo Kota Tasikmalaya. Sesi selanjutnya, peserta diberikan pembelajaran untuk menyusun pesan komunikasi sanitasi aman yang dibawakan oleh SNV-Wash. Setelah itu, peserta diajarkan untuk melakukan proses editing foto, video, serta menyusun narasi dan perencanaan konten komunikasi oleh Pokja PPAS Nasional-Dit. Perkim Bappenas. Kemudian, pada sesi terakhir  para peserta dikenalkan tentang cara kerja sosial media yang disampaikan oleh SNV-Agri.

Dalam memastikan semua peserta memahami materi yang diberikan, dalam pelatihan dua hari yang dilakukan pada 2-3 November 2022 di Hotel Sheraton Tasikmalaya ini para peserta yang berjumlah 17 orang diajak untuk langsung mempraktekkan semua materi yang telah disampaikan secara berkelompok.  "Bukan hanya bertujuan untuk membuat peserta memahami setiap materi yang telah diberikan, namun cara ini juga dilakukan untuk membuat pelatihan menjadi lebih menarik dan interaktif," pungkas Dadang perwakilan SNV.