Pati Berbenah Untuk Sanitasi


"Ngawiji Mbangun Sanitasi Pati" adalah paket kebijakan sanitasi Kabupaten Pati yang dicanangkan oleh Bupati Pati, Haryanto.

Dalam dokumennya setidaknya terdapat sejumlah fokus capaian untuk peningkatan sanitasi di Kabupaten Pati yaitu pencapaian akses sanitasi layak dan aman untuk seluruh masyarakat, optimalisasi pengurangan sampah melalui penerapan teknologi, edukasi, serta peningkatan sarana dan prasarana persampahan, serta peningkatan alternatif pendanaan pembangunan sanitasi.

Pada saat audiensi ke Kantor Bappeda, Kabupaten Pati dalam rangka kegiatan monitoring dan evaluasi Program PPSP, Muchtar, Kepala Bappeda Kabupaten Pati menyampaikan ucapan terimakasih kepada tim monitoring dan evaluasi (monev) dari pusat atas kunjungannya untuk melihat secara riil implementasi aksi nyata yang dilakukan Kabupaten Pati guna mendorong peningkatan akses sanitasi di sektor air limbah dan persampahan.

"Harapannya kegiatan ini bisa lebih memperjelas kondisi riil lapangan sanitasi di Kabupaten Pati, sehingga nantinya kami juga bisa menerima masukan untuk perbaikan layanan dan upaya ke depan untuk bisa memberikan layanan akses sanitasi aman ke seluruh masyarakat," paparnya.

Muchtar menambahkan, harapan lainnya melalui kegiatan monev ini para pemangku kepentingan di Kabupaten Pati juga bisa memastikan agar dokumen Strategi Kabupaten/Kota (SSK) yang telah disusun sejak 2019 dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga manfaatnya bisa dirasakan semua pihak. "Saya juga berharap kedepannya, Pemerintah Kabupaten Pati dan Pemerintah Pusat dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan baik," katannya.

Kunjungan pertama di Kabupaten Pati, tim mengunjungi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), Sukahorja. Pada kunjungan lapangan ini, Umi Hayati, Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah, Sistem Pengelolaan Lumpur Tinja Domestik (UPTD SPAL-D) meyampaikan, dalam sehari setidaknya delapan meter kubik air limbah dibuang di instalasi tersebut. "Unit pelayanan kami juga cukup luas, lima daerah di Jawa Tengah ini yaitu Tuban, Rembang, Kudus, Jepara, dan Blora menjadi langganan juga di IPLT ini," ceritanya.

Kata Umi, dari hasil lumpur tinja yang dibuang ke IPLT, pihaknya bisa mengolah lumpur tersebut menjadi pupuk sebanyak 50 karung dengan ukuran 20 kilogram untuk setiap karungnya. "Pupuk hasil olahan ini kemudian dijual kepada para petani dan penjual tanaman dengan harga 5 ribu/karung yang dana hasil penjualannya digunakan untuk membantu operasional IPLT. Selain itu, dalam satu tahun kami juga mendapatkan dukungan dana sebesar Rp.8 juta untuk opersional IPLT dari pemerintah kabupaten," paparnya.

Kunjungan selanjutnya, masih di satu wilayah yang sama, tim monev bersama PPSP yang terdiri dari perwakilan PMU Kementerian PPN/Bappenas, PIU AE Kementerian Kesehatan, PIU KP Kementerian Dalam Negeri, dan PIU Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berkunjung ke TPA Sukoharjo.

Ragil Nurwahyudi, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, menyampaikan bahwa TPA Sukoharjo merupakan TPA kedua di Kabupaten Pati yang dibangun sejak 2017 saat TPA sebelumnya sudah over kapasitas. Dalam sehari, setidaknya 100 ton timbulan sampah masuk ke TPA ini baik dari truk sampah atau juga motor pengangkut sampah.

TPA Sukoharjo sendiri merupakan TPA Sanitary Landfill yang memang sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Kendati demikian, sayangnya masih minimnya pemilahan sampah di TPST membuat pengelolaan sistem sanitary landfill pada TPA ini belum berjalan optimal. Gunungan tinggi tumpukan sampah masih terlihat jelas saat kunjungan dilakukan.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Kabupaten Pati akan terus berupaya melakukan perbaikan melalui beragam cara yang ada. Dimulai dari meningkatkan kegiatan pemilahan dan pengurangan di sumber hingga perbaikan sarana prasarana. Dalam penyediaan sarana pendukung, seperti perbaikan mobil pengeruk sampah, DLH berencana akan memasukan melalui pengajuan dukungan DAK.