Pentingnya Peran Mitra Dalam Percepatan Akses Sanitasi Aman yang Berkelanjutan


Data Susenas, BPS, 2022, menunjukkan, capaian sanitasi saat ini berada di angka 80,29% untuk sanitasi layak, termasuk 7,25% sanitasi aman, dengan capaian BABS di tempat terbuka sebesar 5,69%.

Meski telah menunjukkan kenaikan, nyatanya capaian ini masih harus terus ditingkatkan, mengingat Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) pada Tujuan 6 yaitu "Mewujudkan Akses Air Minum dan Sanitasi Aman serta Berkelanjutan Bagi Semua" pada tahun 2030.

Dalam meningkatkan capaian akses sanitasi aman, kolaborasi faktanya menjadi salah satu kunci keberhasilan. Melalui kolaborasi, upaya yang dilakukan diyakini bisa berjalan dengan baik dan berhasil optimal, terlebih urusan sanitasi adalah urusan bersama yang melibatkan banyak pihak. Selain itu, kolaborasi juga dapat mempermudah dalam mengatasi tantangan pembangunan.

Berangkat dari pentingnya kolaborasi, pada rangkaian kegiatan CSS XX yang diadakan di ICE BSD, Kabupaten Tangerang (8/9/2022), maka diadakan sesi talkshow "Peran Mitra Pembagunan Dalam Percepatan Pencapaian Akses Sanitasi Aman yang Berkelanjutan" yang melibatkan beberapa mitra pembangunan sanitasi.

Pada kegiatan ini para mitra memaparkan tentang berbagai upaya yang telah mereka lakukan untuk mendukung pencapaian sanitasi aman dan berkelanjutan. Bukan sekadar dapat memberikan pembelajaran, namun talkshow ini diharapkan dapat menjadi forum berbagi inovasi dalam pendekatan WASH yang mendorong terwujudnya kolaborasi antar pelaku pembangunan sanitasi untuk mencapai target penyediaan akses sanitasi aman untuk semua.

Dalam paparannya, Trigeany Linggoatmodjo, Perwakilan USAID Indonesia, menyatakan bahwa dalam mewujudkan akses sanitasi aman, kerjasama dan komitmen seluruh pihak dalam mendukung sangatlah penting. "Hal penting lain yang dibutuhkan adalah perlu adanya sistem data terpadu, sehingga bisa diketahui capaian dan target ke depannya," ujarnya

Menurut Tri, dalam mendukung pencapaian akses sanitasi aman, USAID melalui program IUWASH Tangguh melakukan pendekatan Integrated Resillient IUWASH System (IRIS) dengan cara memastikan terciptanya kondisi lingkungan yang mendukung kualitas air baku (hulu), menyediakan layanan air minum dan sanitasi yang profesional (hilir), melibatkan masyarakat secara inklusif untuk mendukung mekanisme hulu-hilir, kemudian memastikan kondisi tata kelola pemerintahan dan mekanisme keuangan yang mendukung.

Selanjutnya, Maraita Listyasari, WASH Specialist Unicef Indonesia, mengungkapkan bahwa untuk memastikan pencapaian sanitasi aman, terutama untuk konsep sanitasi yang berketahanan iklim, kolaborasi dan akuntabilitas dari semua pihak yang terlibat sangatlah penting. "Dalam melakukan kolaborasi bukan hanya memastikan semua pihak bekerja bersama-sama, namun juga perlu menggandeng seluruh stakeholder, guna menggali potensi sumber daya yang dapat dikombinasikan," katanya.

Menguatkan pendapat Maraita, Irma Magdalena, perwakilan dari World Bank, menjelaskan bahwa sanitasi aman yang berkelanjutan memang hanya bisa diwujudkan dengan kolaborasi, pasalnya jika hanya mengandalkan dana pemerintah pusat tentunya tidak akan cukup. Menurut Irma, kolaborasi juga perlu dibarengi dengan sistem monev yang terpadu.

"Selain itu, komitmen pemerintah daerah juga tak kalah penting, karena Pemda merupakan garda terdepan. Sebagai lembaga internasional, yang dapat dilakukan adalah membantu menciptakan sistem yang dapat diteruskan kepada pemerintah kab/kota secara terstruktur," ungkap Irma.

Sementara itu, menurut Rudi Nadapdap, perwakilan dari Habitat For Humanity Indonesia, salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah daerah dalam mewujudkan sanitasi aman dan berkelanjutan adalah dengan menggali pembelajaran dari daerah lainnya, bisa dengan melakukan kunjungan ke daerah. "Pemerintah daerah juga bisa menjalin kerjasama dengan para mitra yang ada di daerahnya masing-masing," imbuhnya.

Kemudian, Franz Sinaga, perwakilan dari Wahana Visi Indonesia (WVI) menjelaskan bahwa dalam melakukan kolaborasi pembagian peran antar kolaborator juga harus jelas, mana bagian yang harus dilakukan oleh pemerintah, mana yang dilakukan oleh para mitra, dan mana bagian masyarakat. "Menurut saya, forum komunikasi dan diskusi seperti ini tentunya sangat baik untuk mendorong kolaborasi, sekaligus dapat menghubungkan para pihak yang terkait, sehingga tujuan untuk mencapai sanitasi aman yang berkelanjutan dapat dicapai dengan optimal," terangnya.

Di sisi lain, Rizki Pandu Permana, Country Director SNV Indonesia, mengatakan, berbicara mengenai keberlajutan, maka hal lain yang harus dipastikan juga adalah mengenai adanya perubahan sistem, adanya visi misi yang kuat,  peran, dan komitmen dari semua pihak terkait, khususnya dari pemerintah daerah dan juga kepala daerah. "Pasalnya, memastikan keberlanjutan bukanlah suatu hal mudah, untuk itu berbagai indikator tadi harus dipastikan keberadaannya," pungkas Rizki.