Sanitasi Sekolah untuk Generasi Lebih Sehat

gan sanitasi yang baik angka ketidakhadiran sekolah dapat ditekan, karena diasumsikan kondisi kesehatan anak semakin meningkat sehingga terhindar dari penyakit.

Pada sambutannya saat Lokakarya Pembelajaran Integrasi Strategi Sanitasi Sekolah (SSS) kedalam Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Bambang, Kasubdit Pengadaan dan Sarana dan Prasarana, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa kedepan Program Sanitasi Sekolah akan digalakkan di seluruh kabupaten/kota. Pada 2019 besok, Kemendikbud sendiri akan mendukung pelaksanaan Sanitasi Sekolah di 518 sekolah.

Bukan hanya mengimbau seluruh kabupaten/kota untuk mengintergarisikan SSS dengan SSK saja, pada kesempatan ini Bambang juga mengajak kementerian terkait untuk sama-sama mendukung pelaksanaan Sanitasi Sekolah.

Terlebih, hingga kini kondisi sanitasi sekolah masih jauh dari harapan. Berdasarkan data Dapodik 2016 disebutkan, 12,09% atau sekitar 17.938 sekolah dasar di Indonesia tidak memiliki jamban. Selain itu, hanya 65% SD di Indonesia yang memiliki akses air dan lebih dari 75 ribu sekolah di Indonesia tidak memiliki sarana cuci tangan.

"Kondisi ini tentu memprihatinkan, ditambah lagi masih banyak Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang hanya sekadar papan nama saja, tanpa kegiatan,"� ujar Bambang di Hotel Century Park, 12 Desember 2018.

Pada acara yang sama, perwakilan dari Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman, Bappenas Aldy Mardikanto mengatakan untuk menyukseskan pelaksanan Sanitasi Sekolah, komitmen dari kepala daerah sangat dibutuhkan, untuk itu peran Kelompok Kerja Perumahan, Permukiman, Air Minum dan Sanitasi (Pokja PPAS) di tingkat kabupaten/kota dalam melakukan advokasi kepada pihak terkait, terutama kepala daerah harus dilakukan secara intensif.

Aldy menyarankan, bagi kabupaten/kota yang sudah menyelesaikan SSS maka segeralah disampaikan kepada Kemendikbud agar mendapatkan dukungan. "Sanitasi layak adalah hak setiap orang, termasuk para pelajar di sekolah. Mendukung penyediaan sanitasi layak bukan sekadar memberikan hak, namun juga berkontribusi dalam mencetak generasi penerus yang sehat, berkualitas dan berdaya saing tinggi,"� pungkas Aldy.