Walikota Makassar: Kami Butuh Lebih Banyak Opsi Teknologi dan Dukungan Mitra untuk Tangani Sampah!

Setelah melakukan kunjungan ke TPS3R Darul Aman dan TPA Tamangapa pada hari Kamis (18/8), pemerintah pusat bersama tim USAID CCBO melanjutkan misi ke kediaman Walikota Makassar, Ramdhan Pomanto pada hari Jumat (19/9).
 
Urban Environment Officer USAID Indonesia, Ryan Weddle membuka diskusi dengan memperkenalkan program USAID CCBO yang berfokus untuk pengolahan sampah plastik. Program ini secara resmi sudah diluncurkan di Kota Makassar pada bulan Mei lalu. “Kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat dan memperluas sistem pengelolaan sampah yang sudah ada di masyarakat, serta sebagai bukti bahwa pemerintah kota Makassar berkomitmen dalam memberantas pencemaran sampah” jelas Ryan.
 
Sepaham dengan yang disampaikan oleh Ryan, Senior Ocean Plastics and Urban Advisor, USAID Washington, Clare Romanik menyampaikan bahwa USAID CCBO siap untuk memberikan asistensi teknis kepada pemerintah Kota Makassar untuk memperkuat kapasitas pemerintah dan pengelola layanan persampahan yang berkelanjutan. Hal serupa juga disampaikan oleh Chief of Party USAID CCBO, Jon Angin, dimana tim teknis yang akan mendukung program USAID CCBO di Kota Makassar memiliki pengalaman dan pembelajaran baik dari 25 kota yang lain, Sehingga harapannya pembelajaran baik yang ada ada, dapat dibagikan dan diimplementasikan di Kota Makassar.
 
“Dukungan utama yang akan diberikan ialah peningkatan kapasitas, perubahan perilaku, peningkatan kesadaran bagi pengelola layanan di masyarakat. Selain itu, kami juga menyasar kolaborasi yang ada di tingkat lokal dengan seluruh pemangku kepentingan, sehingga pada akhirnya bisa menarik investasi yang lebih lagi kedepannya.” jelas Jon.
 
Terkait dengan peningkatan kapasitas pengelola layanan persampahan, Capacity Development and Governance Director USAID CCBO, Lori Scozzafava, menyampaikan bahwa salah satu tujuan kolaborasi ini agar Pemerintah kota Makassar dapat menggunakan alat asesmen dan juga pendampingan teknis dari USAID CCBO untuk mengetahui kondisi pengelolaan sampah, pendanaan, regulasi serta institusi yang sudah ada saat ini. Harapannya, dari hasil penilaian dan pendampingan, pemerintah Kota Makassar dapat mengetahui prioritas kebutuhan yang akan dicapai dalam beberapa tahun mendatang.
 
Walikota Makassar, Ramdhan Pomanto atau yang lebih akrab disapa Danny menyambut baik kunjungan ini, dan menyatakan kesiapannya untuk membantu implementasi USAID CCBO, agar percepatan penanganan sampah di Kota Makassar dari hulu ke hilir dapat segera dituntaskan. Dalam sambutannya, Danny menyampaikan bahwa Makassar ialah 1 dari 12 kota yang masuk dalam Peraturan Presiden No
35 Tahun 2018 terkait Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Penerapan PSEL di Kota Makassar ini juga dilatarbelakangi dengan kondisi persampahan di Kota Makassar yang sudah masuk dalam status darurat TPA dan darurat sampah. Hal ini berdampak pada polusi yang semakin memburuk, penurunan kualitas lingkungan sosial di sekitar TPA.
 
Sehubungan dengan hal ini, Danny mengakui bahwa pengelolaan sampah di Kota Makassar masih terbilang konvensional, sehingga diperlukan opsi metode dan teknologi untuk melakukan percepatan penanganan sampah.
 
Berbagai bentuk upaya saat ini tengah dilakukan Danny, yaitu melalui gerakan LISA -Lihat Sampah Ambil Buang”- “Salah satu bentuk upayanya ialah melalui pembangunan bank sampah pada setiap lorong
wisata/tourism alley yang saat ini sudah berjumlah 1095 lorong. Ditargetkan dalam 5 tahun kedepan, kami sudah memiliki 5000 lorong wisata” jelasnya.
 
Danny menyampaikan bahwa bank sampah yang ada di lorong wisata ini akan menyokong bank sampah yang sudah terbangun di RW. Hal ini juga sekaligus mendukung penerapan konsep ekonomi sirkular yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.
 
Menyoal tentang penanganan sampah, Danny mengatakan bahwa komposisi sampah saat ini didominasi oleh sampah makanan yaitu sebanyak 55% dari total sampah. Terkait ini, sejak 7 tahun lalu, Kota Makassar telah menggunakan teknologi bio digester dan komposter untuk mengelola sampah makanan menjadi biogas dan kompos. Namun, yang menjadi tantangan saat ini adalah teknologi untuk pengelolaan sampah jenis lainnya, seperti sampah plastik yang mendominasi dengan persentase komposisi sebesar 38,56% dari total sampah yang masuk ke TPA Tamangapa.
 
“Saat ini kami terbuka dengan opsi-opsi teknologi yang ada untuk penanganan sampah di Kota Makassar yang lebih baik. Selain itu, kami juga memerlukan dukungan dari para mitra, karena untuk visi pengelolaan sampah yang kami canangkan masih banyak kekurangan, salah satunya ialah dalam mengontrol rencana yang akan diimplementasikan serta memilih teknologi yang tepat untuk setiap jenis pengelolaan sampah” terang Danny.
 
Diskusi ini kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab antar pihak USAID CCBO dan juga Walikota Makassar terkait opsi-opsi yang dapat diimplementasikan kedepannya. Sebagai tanda kolaborasi, pada akhir kunjungan USAID CCBO menyerahkan cinderamata kepada Walikota Makassar dan kegiatan diakhiri dengan foto bersama.