Analisis Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML)

Pengelolaan lingkungan dan gerakan standarisasi muncul pada awal tahun 1990-an. Hal ini terjadi melalui kerja keras dari banyak individu dan organisasi seperti International Organization for Standarization (ISO), British Standard Institute (BSI), American National Standard Institute (ANSI), dan organisasi lainnya di dunia. Sebelum adanya ISO 14001, Indonesia telah mempunyai regulasi tersendiri untuk pengelolaan lingkungan yaitu AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Dengan hadirnya seri terbaru ISO 14001:2004, diharapkan industri/perusahaan di Indonesia dapat terus berkembang dengan cara mengimplementasikan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001:2004. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Deskriptif, Naturalistik/kualitatif, Benchmarking dan Audit Lingkungan. Untuk menentukan tingkat kepedulian karyawan PT. ITP mengenai SML maka digunakan angket/kuesioner, yang seluruh pengujiannya menggunakan cara uji validitas dan reliabilitas. Semua pertanyaan kuesioner telah Valid dan Reliabel. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal yang disebar pada setiap eselon (I-VI) plant/divisi. Jumlah responden sebanyak 294 orang dari 374 orang, sehingga persentase yang terkumpul sebesar 78,61%. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil yaitu Indocement telah menerapkan SML ISO 14001:2004 sesuai dengan klausul, ketentuan dan peraturan yang berlaku. Untuk Eselon V dan VI, tingkat pengetahuan mengenai SML ISO 14001:2004 mencapai 77,90%, tingkat Eselon III –IV mencapai 85,53% dan eselon I-II mencapai 83,48%. Selanjutnya, dari Matriks Kuesioner Seluruh Eselon diperoleh hasil bahwa klausul 4.4.6 tentang Pengendalian Operasional merupakan klausul yang harus dievaluasi dan diperhatikan lebih oleh perusahaan. Pada penelitian ini dilakukan penghitungan nilai emisi di unit Kiln dan Boiler yang berfungsi sebagai pembakar batubara dan minyak (IDO/MFO). Emisi SO2, NO2 dan debu dari Kiln setelah melewati Electrostatic Precipitator (EP) adalah 92,393 mg/m3, 804,302 mg/m3
dan 56,71 mg/m3. Jumlah emisi NO2, SO2 dan debu dari Boiler adalah 16,967 mg/m3; 0,334 mg/m3 dan 17,392 mg/m3. Indocement juga dapat menghemat bahan bakar Boiler dari IDO ke MFO sebesar 24.598.080.000/tahunnya. Faktor yang menjadi kendala didalam penerapan SML adalah faktor kepedulian, pendidikan dan pengawasan, sedangkan yang menjadi faktor pendukung adalah divisi QSM, KLH, Biaya, Inovasi Bahan Bakar Material dan Teknologi, Audit Internal dan Audit Eksternal. Untuk meningkatkan optimalisasi penerapan SML, maka sebaiknya diadakan pelatihan sesering mungkin, pemberian sangsi bagi karyawan yang melanggar dan penghargaan bagi yang berprestasi dan selalu pengawasan terhadap ketertiban karyawan menggunakan Alat Pelindung Diri.
 

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan FALTL Universitas Trisakti, Telp. 021-5663232 (ext.771)