Perancangan Komposter Sebagai Unit Pengolahan Sampah Organik Pasar (Studi Kasus : Sampah Pasar Induk Kramat Jati)

Sampah adalah sisa hasil kegiatan manusia yang sudah tidak terpakai lagi dan merupakan pencemar lingkungan fisik, yang dapat mencemari lingkungan tanah, udara dan air. Masalah persampahan di kota besar seperti DKI Jakarta adalah masalah yang serius, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya karena bertambahnya penduduk dan kemajuan teknologi. Sampah semakin lama meningkat secara kualitatif maupun kuantitatif seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Hal ini mengakibatkan semakin beragamnya jenis sampah yang dihasilkan oleh penduduk baik berupa sampah organik maupun sampah anorganik. Penyumbang sampah organik di DKI Jakarta yang cukup besar adalah rumah tangga dan pasar dengan sampah organik yang dihasilkan rata-rata adalah 90%. Cara pengolahan sampah organik yang paling tepat untuk dilakukan pada sampah pasar adalah dengan cara diolah menjadi kompos karena C/N rasio dari sampah pasar sudah mendekati C/N rasio yang disyaratkan dalam pengolahan sampah menjadi kompos, sehingga tidak diperlukan banyak perlakuan tambahan. Waktu yang diperlukan untuk merubah sampah organik menjadi kompos relatif cukup lama, yaitu 10 – 12 minggu. Proses pengomposan adalah proses pembusukan dengan bantuan penguraian mikroorganisme alamiah. Pengomposan dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode windrow (penumpukan) dan dengan menggunakan komposter. Permasalahan yang ada dalam penggunaan komposter adalah sistem pembalikan sampah atau proses aerasi. Maksud dari pelaksanaan Tugas Akhir Penelitian ini adalah melakukan penelitian mengenai pengolahan sampah organik menjadi kompos menggunakan komposter dengan sistem aerasi (injeksi udara), sehingga proses pengomposan berjalan lebih cepat. Berdasarkan hasil penelitian dan pengambilan sampel, diketahui bahwa Sampah Pasar Induk Kramat Jati sebagian besar berupa sampah organik yaitu sebesar 99,85 %. Penggunaan sistem injeksi udara pada komposter dengan jalur pipa aerasi dan pengaduk aerasi, (A1 dan A2) mampu mereduksi berat sampah akhir lebih banyak 1-2 kg dari komposter blanko 1dan 2 (tanpa sistem aerasi), jalur pipa aerasi berfungsi dengan baik hanya pada saat tumpukan sampah cukup tinggi, sebaliknya jika tumpukan sampah rendah, adanya jalur pipa aerasi akan mengurangi sirkulasi udara. Penggunaan sistem injeksi udara pada komposter dengan pengaduk aerasi (B1 dan B2) memiliki reduksi sampah rata-rata, 1 kg lebih banyak dari pada komposter blanko 1 dan 2 (tanpa sistem aerasi) pada berat sampah akhir. Untuk pengolahan sampah organik di Pasar Induk Kramat Jati, sistem injeksi udara dengan jalur pipa aerasi merupakan desain yang paling tepat karena sampah yang dihasilkan perharinya cukup banyak dan kontinu. Dalam penelitian ini kompos yang dihasilkan kurang begitu baik, karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam proses pengomposan agar dihasilkan kompos yang berkualitas, seperti penggunaan sistem injeksi udara bersama-sama dengan penambahan lumpur aktif.

Pustaka ini tersedia di Perpustakaan FALTL Universitas Trisakti, Telp. 021-5663232 (ext.771)