Kategori Digilib
SIARAN PERS Peluncuran Program Kota Bersih, Laut Biru di Kota Makassar
Pengarang
POKJA PPAS
POKJA PPAS
Organisasi & Jabatan
KOM POKJA PPAS
KOM POKJA PPAS
Tahun Terbit
31 Mei 2022
31 Mei 2022
Dilihat
895 kali
895 kali
JAKARTA – Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bersama dengan Pemerintah Kota Makassar meluncurkan program Clean Cities, Blue Ocean atau Kota Bersih, Laut Biru, sebuah program global yang dirancang sebagai jawaban krisis global polusi plastik dengan menyasar langsung polusi dari sumbernya di perkotaan yang berkembang pesat.
Saat ini, pengelolaan sampah di Indonesia menjadi sangat penting karena 90.000 ton sampah dihasilkan di Indonesia setiap harinya, dan diperkirakan akan meningkat sebanyak 76% menjadi 150.000 ton per hari pada tahun 2025. Selain itu lebih dari 75% sampah ini diperkirakan merupakan sampah padat perkotaan, dan 40% dari jumlah tersebut diperkirakan berasal dari rumah tangga.
Sebagai salah kota pesisir terbesar di timur Indonesia, Makassar memiliki peranan yang signifikan secara ekonomi dan lingkungan. Akibat pertumbuhan penduduk, Kota Makassar menghadapi masalah lingkungan yang parah yang diakibatkan oleh peningkatan timbulan sampah padat. Berdasarkan data SIPSN (2020) sekitar 997 ton sampah per hari dihasilkan di Kota Makassar pada tahun 2020. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 1400 ton per hari pada tahun 2025 sebagaimana yang disampaikan oleh Bank Dunia (2019). Saat ini sekitar 70% dari total sampah yang dihasilkan dikumpulkan dan diangkut ke TPA Tamangapa dan sekitar 5% dari total limbah yang dihasilkan masih bocor ke lingkungan.
Di Indonesia Program Kota Bersih, Laut Biru bekerja di bawah koordinasi BAPPENAS bersama kementerian terkait, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Kesehatan. Kemitraan antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Indonesia ini diarahkan untuk mendukung mendukung pencapaian target 80% penanganan dan 20% pengurangan sampah di perkotaan, termasuk mengurangi terbuangnya sampah plastik ke laut sebesar 70% pada tahun 2025, seperti yang diamanahkan dalam RPJMN 2020-2024. Selain itu Program Kota Bersih, Laut Biru juga diarahkan untuk membantu pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan SDG 2030, khususnya pada tujuan 12 poin 5 yaitu untuk mengurangi produksi limbah melalui tindakan pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali.
Kota Makassar merupakan kota ketiga yang akan meluncurkan Program Kota Bersih, Laut Biru, setelah Kota Ambon dan Kota Semarang yang telah menandatangani Rencana Kerja Tahunan untuk pelaksanaan program hingga 2024. Serupa dengan Kota Ambon dan Kota Semarang, program Kota Bersih, Laut Biru di Makassar berkomitmen untuk mendukung penguatan kapasitas untuk memperbaiki praktik pengelolaan sampah melalui pendekatan yang inovatif dengan strategi berdasarkan bukti untuk penggunaan kembali dan daur ulang serta membangun pasar plastik daur ulang lokal yang lebih baik.
Ryan Weddle dari Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia menyampaikan: “Melalui Program Kota Bersih, Laut Biru, USAID gembira dapat bekerjasama dengan Pemerintah Kota Makassar untuk mencegah gelombang polusi sampah plastik mencemari laut dan melindungi ekosistem. Program ini juga mendukung Pemerintah Indonesia mencapai target 100 persen layanan pengelolaan sampah di tahun 2024 dan pengurangan sampah plastik di laut sebanyak 70% di tahun 2025.”
Sementara Ibu Tri Dewi Virgiyanti, menegaskan bahwa: “Sesuai amanat RPJMN 2020-2024, pemerintah harus mengupayakan pencapaian target 80 persen penanganan sampah dan 20 persen pengurangan sampah di perkotaan. Kontribusi pemerintah daerah untuk mencapai target tersebut tentunya sangat dibutuhkan, mulai dari penyediaan regulasi daerah yang mendukung, pemisahan lembaga regulator dan operator, komitmen alokasi APBD untuk persampahan, hingga kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dengan swasta.”
Melalui Program Kota Bersih, Laut Biru, USAID akan menguji coba dan menerapkan solusi-solusi yang inklusif dan berkelanjutan yang bertujuan untuk: menguatkan pasar daur ulang dan penggunaan kembali, membangun perubahan sosial dan perilaku 3R, meningkatkan kapasitas dan tata kelola lokal, dan mendukung kemitraan sektor swasta. Lokasi-lokasi tersebut dipilih berdasarkan kriteria seleksi dan dengan pertimbangan program prioritas untuk pemerintah Indonesia dan USAID Indonesia.
Narahubung Media: Rolan Sihombing (082124854475)