Buku

Salah satu bagian yang tidak pernah terpisahkan dari setiap pembangunan dan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yaitu pembangunan di bidang sanitasi dan kesehatan karena dengan lingkungan dan sanitasi yang baik maka kesehatan masyarakatpun akan meningkat yang berdampak segera terwujudnya pembangunan sesuai dengan rencana.  Untuk itu disusunlah Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh pihak yang terkait dengan pembangunan sanitasi dan kesehatan lingkungan untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting penunjang kesehatan masyarakat, namun sayangnya pemenuhan akan kebutuhan tersebut belum dapat berjalan dengan baik termasuk di Kabupaten Bangka Selatan.  Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi bukanlah sesuatu yang mudah, meskipun demikian Pemerintah Indonesia berupaya di tahun 2015 sudah tidak ada lagi masyarakat yang tidak memiliki akses untuk memperoleh air minum dan  sanitai sebagai kebutuhan dasar hidup  manusia.

WHO/UNICEF pada tahun 2012 menyatakan bahwa  dari 10 negara yang berada di Asia Tenggara, Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk terbesar yang tidak mendapatkan akses sanitasi layak. Hal ini berdampak pada perekonomian yang mengalami kerugian 57 trilyun per tahun atau 1,2 juta per kepala keluarga pertahun.

Tantangan yang masih harus dihadapi dan diselesaikan bersama dalam peningkatan kinerja sektor air minum dan penyehatan lingkungan ini diantaranya adalah air, sanitasi dan hygiene.  Untuk mengatasi permasalahan diatas maka untuk sektor air dibuatkan program  Pamsimas, bantuan kepada PDAM, CWSH, water hibah, penyediaan air baku, masalah dengan sistem pendataan di BPS dan investasi belum bisa mengimbangi laju pertumbuhan penduduk terutama bagi daerah perkotaan.  Sedangkan untuk sanitasi dengan dilaksanakannya PPSP, STBM, DAK dan lainnya.

Komunikasi pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) yang direncanakan secara cermat melekat ke dalam program pembangunan AMPL, dimana komunikasi menjadi suatu strategi untuk mengarahkan perubahan sosial dan akselerasi pembangunan.  Komunikasi pembangunan pada dasarnya dekat dengan pemberdayaan yaitu mampu membuat masyarakat yang tidak biasa bersuara mampu menyampaikan pendapatnya secara mapan sehingga terjadi hubungan dialogis antara pemerintah dengan masyarakat.

Melihat proporsi penduduk Indonesia terhadap sumber air minum terlindungi (akses aman) secara nasional pada tahun 2011 sebesar 47,71% sementara itu  target yang harus dicapai tahun 2015 sebesar 68,87%. Sedangkan total cakupan pelayanan air minum perpipaan sebesar 25,56% dan target yang harus dicapai sebesar 41,03%.

Berbagai program dan rangkaian kegiatan telah dilaksanakan Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) selama tahun 2012 dengan segala dinamikanya. Rangkaian kegiatan ini terangkum dalam Percik yang mengangkat tema kaleidioskop 2012.

Sesuai dengan judulnya buku ini berisikan ajakan untuk memperbaiki kualitas air dan sanitasi khususnya bagi masyarakat di kawasan Bekasi.  Rancangan program ini menggambarkan hubungan vital antara area hutan di hulu dan volume air bersih di hilir serta mendukung pemanfaatan teknologi pemurnian air untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh buruknya kualitas air.

Buku ini dilengkapi dengan gambaran berbagai kegiatan yang telah terlaksana, diantaranya adalah perbaikan sanitasi dan peningkatan kualitas hidup, program go green school, kampanye publik dan bantuan untuk bencana banjir.

Tidak dapat disangkal bahwa berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi baik pada lingkup nasional maupun lingkup global sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus kasus kerusakan dan pencemaran di laut, hutan , atmosfir, air, tanah dan sebagainya bersumber dari perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan mementingkan diri sendiri. Sehingga untuk mengatasi kerusakan dan pencemaran ini hanya dapat dilakukan dengan perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam secara fundamental dan radikal.

Dengan terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan ini menjadikan lingkungan hidup semakin mewarnai wacana dan perbincangan ilmiah yang tidak lagi sebagai isu teknis, ekonomi dan politik akan tetapi semakin didekati sebagai isu moral dan etis.

Buku ini memaparkan persoalan etika lingkungan hidup termasuk membahas berbagai konsep diantaranya yaitu konsep antroposentrisme, biosentrisme, ekosentrisme, hak asasi alam, termasuk kaitannya dengan kearifan tradisional dalam mengelola lingkungan hidup. Banyak pemikiran yang terkandung dalam buku ini telah direspon di dalam undang-undang 32/2009 tentang paradigma biosentrisme dan ekosentrisme serta bagaimana mengimplementasikan paradigma pembangunan berkelanjutan maupun paradigma keberlanjutan ekologi.

Manusia seringkali aneh, meskipun kotor, bau dan jorok tetap penasaran untuk diketahuinya. Buku ini merupakan buku yang menjijikan, dimana informasi yang terkait dengan kotoran , bau dan jorok terdapat didalamnya.