Pengelolaan Sampah Dari Sumbernya Dapat Menciptakan Lingkungan Bebas Sampah Secara Nyata

Dalam rangka memperingati hari peduli sampah nasional yang diselenggarakan oleh PT. Nozomi Otomotif Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maka diadakan acara webinar dengan tema “Zero Waste Fantasy or Reality”. Selain untuk memperingati hari peduli sampah nasional, acara ini juga bertujuan untuk menyadarkan masyarakat bahwa zero waste dapat dicapai bersama.

Sesi dibuka oleh Kepala Seksi Tempat Pemrosesan Akhir Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK, Arief Sumargi. Dalam paparannya, Arief menyampaikan perihal strategi pengelolaan sampah rumah tangga yang dapat dimulai dari perubahan pola pikir masyarakat, “Dengan menstimulasi pemikiran masyarakat untuk melakukan pencegahan buang sampah sembarangan, sampah yang dibawa menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) akan semakin mudah dikelola” jelasnya.

Selanjutnya Arief juga mengungkap data Key Performance Indicator kapasitas pengolahan sampah tahun 2019 yang diolah oleh Kementerian LHK menunjukan secara nasional, capaian pengelolaan sampah di indonesia telah mencapai 49,18% dengan keterangan sebanyak 34,60% berfokus kepada penanganan dan sebesar 14,58% berfokus kepada pengurangan sampah. 

Sepaham dengan yang disampaikan Arief, Ketua Forum Bank Sampah Jawa Barat, Muhammad Satori menyampaikan “Berdasarkan data monitoring pewadahan sampah terpilah di kota bandung sebanyak 45% berasal dari sampah organik yang terdiri dari 16% sampah tanaman dan 84% sampah sisa makanan,” ungkapannya.

Terkait penanganan sampah, Pengurus Asosiasi Bank Sampah Indonesia Kabupaten Bogor, Bambang Nugroho Yulianto menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dari Zero Waste adalah perubahan perilaku atau budaya yang baik dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan setiap individu, kelompok dengan prinsip Reduce Reuse Recycle (3R), untuk menjaga kelangsungan lingkungan hidup. “Kondisi zero waste mulai dibutuhkan karena kondisi masyarakat sekarang ini yang masih banyak melakukan sistem kumpul, angkut, dan buang dalam mengelola sampahnya, sehingga seharusnya perilaku masyarakat mulai berubah mengingat semakin menumpuknya sampah di TPA dan juga keterbatasan tenaga pelayanan pada sampah,” jelasnya.

Selanjutnya Bambang juga mengungkap berdasarkan survei yang dilakukan katadata menunjukan sebanyak 50,80% penduduk indonesia tidak melakukan pemilahan pada sampah sebelum diangkut ke TPA.

Kemudian setelah Nugroho menyampaikan paparannya, Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni juga menyampaikan bahwa anggota legislatif harus ikut serta dalam memberi dukungan kepada pemerintah daerah agar menerapkan gerakan pemilahan sampah langsung dari sumbernya, karena dipercaya dengan memilah sampah daur ulang akan mampu mendukung untuk memicu gerakan ekonomi sirkular.

“Salah satu permasalahan sampah yang dihadapi di Kabupaten Bogor di tahun 2020 ialah produksi sampahnya mencapai 589.000 ton/tahun, dan menurut data dari Jakstrada, penanganannya baru sebanyak 25% dan tentunya di tahun 2021 ini angkanya mengalami kenaikan” ungkapnya.

Kemudian Achmad juga menyampaikan targetnya mengenai kebijakan dan strategi Jakstrada di tahun 2025 “Saya berharap sampah rumah tangga dan sampah sejenisnya diharapkan mengalami penurunan 366.608,39 ton/tahun dan jika masyarakat bekerja sama tentunya target-target ini akan mudah dicapai” ungkapnya.

Sebagai penutup, Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni menyimpulkan “untuk menangani permasalahan sampah, kita tidak bisa berfokus hanya kepada besar anggaran yang diberikan, melainkan bagaimana cara kita menyiasati agar anggaran tersebut menjadi optimal, kuncinya ada pada kolaborasi atau bekerja sama dan saling membantu antara pemangku kepentingan dan berbagai elemen masyarakat” pungkasnya.