Rencana Pengamanan Air Minum Sebagai Upaya Untuk Mencapai Target Air Minum Aman

USAID IUWASH PLUS bekerjasama dengan Pokja PPAS Nasional, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), mengadakan acara workshop online dengan tema “Kenapa harus air minum aman?”. Tujuan dari acara ini untuk meningkatkan kesadaran jurnalis dan mendorong pesan tentang pentingnya air minum aman untuk kesehatan masyarakat Indonesia. Acara ini melibatkan 40 jurnalis dari 35 media nasional, seperti KOMPAS, Media Indonesia, Mongabay Indonesia, Detik.com, Jawa Pos, IDN Times, PERPAMSI, LKBN ANTARA, dan sepuluh blogger sebagai peserta serta perwakilan dari kementerian dan operator penyedia layanan air minum.

Diskusi dibuka oleh Kasubdit Perencanaan Teknis, Direktorat Air Minum, Kementerian PUPR. Dades Prinandes yang menyampaikan bahwa rata-rata kebutuhan air minum untuk keperluan minum dan makan orang per hari adalah 10 Liter/Orang/Hari dengan asumsi pengeluaran isi ulang air galon Rp. 284.000,00/Bulan dan Rp. 1.600,00/Bulan untuk PDAM.

Dades juga menyebutkan mengenai pentingnya memastikan kebutuhan air minum. “Jika kebutuhan air minum aman tidak terpenuhi dengan baik maka akan memicu kasus stunting pada balita dan diperkirakan memicu hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, Koordinator Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar, Direktorat Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Ely Setyawati menyampaikan, selain bisa menyebabkan stunting, ada beragam masalah kesehatan lain akibat kondisi air minum tidak aman. “Ada banyak penyakit seperti kolera, diare, disentri, hepatitis A, tifus, dan polio yang juga bisa terjadi jika tidak adanya akses air minum aman,". ujarnya.

Selanjutnya, Koordinator Bidang Air Minum dan Sanitasi, Direktorat Perumahan dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas, Nur Aisyah Nasution selaku moderator dalam acara menambahkan pentingnya air minum, sanitasi, dan kesehatan lingkungan dalam isu stunting. “Perihal stunting sudah sangat biasa kita berbicarakan, akan tetapi kita malah sering lupa jika 60% penyebab stunting berasal dari air minum, sanitasi, dan kesehatan lingkungan. Maka dari itu, kita masih memiliki pekerjaan rumah yang harus dikerjakan bersama, termasuk dalam menyediakan akses air minum aman bagi semua,” ujarnya saat menyimpulkan paparan yang diberikan Ely.

Kemudian paparan selajutnya disampaikan oleh, Asisten Manajer Pengendalian Kualitas Air Baku dan Kualitas Air, Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang, Djaka Setyana menyampaikan bahwa tentang perbedaan antara RPAM dan ZAMP.  Menurutnya, RPAM dan ZAMP itu dua hal yang berbeda. RPAM akan berfokus kepada upaya pencegahan dan perlindungan serta pengendalian pasokan air minum, sedangkan ZAMP akan berfokus kepada sebuah kawasan atau zona yang dibentuk dengan layanan air yang sudah memenuhi syarat.

Sementara itu, perwakilan USAID IUWASH PLUS, Lina Damayanti menjelaskan persepsi orang terhadap air minum isi ulang. Menurutnya, berdasarkan studi yang dilakukan oleh USAID IUWASH PLUS,  sebanyak 74,4% masyarakat beranggapan bahwa kualitas air minum isi ulang lebih bagus.

“Hal ini sejalan dengan hasil survei kualitas air minum yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, yang menyebutkan, kepemilikan akses berdasarkan sumber air minum utama rumah tangga, didominasi oleh Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan air isi ulang sebesar 39% di Indonesia pada tahun 2020,” jelas Lina.

Lina menambahkan, salah satu upaya yang dilakukan USAID IUWASH PLUS untuk meningkatkan akses air di Indonesia adalah dengan memberikan edukasi dan promosi tentang pentingnya air minum aman di tingkat masyarakat. Selain itu, pihaknya juga memberikan penguatan penyediaan layanan air minum pada PDAM/Pemda untuk memberikan opsi layanan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan memberikan penguatan terhadap kinerja kelembagaan.

Pada sesi penutup, Lina menjelaskan bahwa kegiatan ini juga diadakan sebagai bagian dari rangkaian acara Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN). Disampaikan pula, USAID IUWASH PLUS dan Pokja PPAS Nasional akan bersama-sama mengadakan dua diskusi tematik lainnya tentang masalah air minum dan sanitasi pada Hari Cuci Tangan Sedunia dan Hari Toilet Sedunia. Acara ini juga akan memungkinkan jurnalis untuk berbicara langsung dengan para ahli untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang akses air, sanitasi aman, dan perilaku higiene.