Siap Lanjutkan Kegiatan USAID IUWASH Tangguh, Provinsi Jawa Barat Laksanakan Penandatanganan RKT

Menindaklanjuti kegiatan sosialisasi regional Jawa Barat yang berlangsung bulan September lalu. Hari ini (25/10) Pemerintah Kota Depok dan Kabupaten Bogor melakukan penandatangan Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) sebagai langkah komitmen awal memulai Kegiatan USAID IUWASH Tangguh selama lima tahun kedepan.
 
Membuka kegiatan penandatangan RKT hari ini, Sekretaris Bappeda, Lufiandi menegaskan kembali terkait pentingnya peran pemerintah daerah dalam menyukseskan kegiatan USAID IUWASH Tangguh. Peran yang dimaksud antara lain mencangkup komitmen penyusunan dan penyepakatan RKT, upaya memprioritaskan program yang terkait air minum dan sanitasi aman dan menuangkannya dalam Dokumen Perencanaan Daerah (Dokrendra), serta mendukung kebutuhan data dan informasi dan implementasi Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM).
 
Selanjutnya Lufiandi juga berharap agar kegiatan USAID IUWASH Tangguh ini dapat memicu kolaborasi lintas pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota, “Diharapkan program ini dapat menjadi media kolaborasi untuk akselerasi peningkatan akses air minum dan sanitasi di Kota Depok dan kabupaten Bogor,” pungkas Lufiandi.
 
Sebelum melakukan seremoni penandatanganan RKT, Pemerintah Kota Depok dan Kabupaten Bogor kemudian memaparkan garis besar RKT yang telah disusun, dimulai dari paparan Kepala Bappeda Kota Depok, Dadang Wihana. Dalam penjelasannya, Dadang menyampaikan beberapa tantangan pembangunan sanitasi di daerahnya, seperti rendahnya pemahaman masyarakat untuk melakukan penyedotan lumpur tinja, serta muka air tanah di Kota Depok yang terbilang tinggi di daerah cekungan, sehingga memerlukan infrastruktur sanitasi yang sesuai. Disisi lain, pada sektor air minum, Dadang mengaku bahwa Kota Depok memiliki sumber air baku yang terbatas, serta masih rendahnya penerapan perilaku hemat air dan konservasi air di kalangan masyarakat.
 
Dari kondisi - kondisi yang sudah dipaparkan, selanjutnya Dadang memaparkan target serta RKT yang sudah disusun bersama OPD terkait. Dimulai dari strategi pertama tentang penguatan tata kelola dan pembiayaan sektor WASH, serta pengelolaan sumber daya air. Strategi kedua terkait peningkatan akses pelayanan air minum dan sanitasi aman. Strategi ketiga terkait peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) untuk mendukung layanan air minum yang berketahanan iklim, serta strategi terakhir terkait peningkatan adopsi perilaku dan peningkatan peran kepemimpinan perempuan.
 
Beralih ke Kabupaten Bogor, Kepala Bappelitbangda Kab. Bogor, Suryanto memaparkan terkait isu-isu yang saat ini dihadapi oleh Kab. Bogor, salah satunya adalah masih rendahnya capaian Open Defecation Free (ODF) di tahun 2020, serta tingkat pelayanan pengelolaan air limbah dan tingkat pemenuhan kebutuhan pokok air minum yang masih jauh dari target. Selain itu, keterlibatan dan peran perempuan dalam pembangunan di daerah pun terbilang masih rendah. Berangkat dari isu - isu ini, Suryanto kemudian memberikan garis besar program dan kegiatan di dalam RKT yang telah disusun,
 
“Terdapat 4 program utama kedepannya. Pertama terkait penguatan tata kelola dan pembiayaan sektor air minum dan sanitasi (amsan). Kedua, terkait Peningkatan akses layanan amsan yang inklusif, tahan iklim dan dikelola secara aman. Ketiga terkait Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Mendukung Layanan Air Minum yang Tangguh. Serta program utama yang terakhir adalah Peningkatan Adopsi Perilaku, Peran Partisipasi dan Kepemimpinan Perempuan yang Berkontribusi pada Peningkatan pengelolaan AMS, PHBS dan SDA,” jelas Suryanto.
 
Sesi Paparan RKT kemudian mendapatkan masukan dari Koordinator Bidang Air Minum dan Sanitasi, Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas, Nur Aisyah Nasution. Secara garis besar, Aisyah menegaskan kembali terkait kelengkapan data yang valid serta perencanaan kegiatan daerah yang berdasarkan pada data,
 
“Selain kelengkapan data, hal-hal penting lainnya sepert penulisan indikator dan output juga perlu diperhatikan. Selain itu, fungsi dari pokja yang suda ada di daerah dalam mendukung program ini juga perlu dilihat kembali, jangan sampai membentuk pokja baru padahal pokja sebelumnya sudah ada,” pungkas Aisyah. Diakhir tanggapannya, Aisyah juga kembali mengingatkan tentang pentingnya internalisasi Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) dalam rencana bisnis, serta pemetaan target sasaran yang lebih jelas.
 
Setelah mendapat masukan dari berbagai kementerian/lembaga teknis pengampu program, sesi kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti. Dalam sambutannya, Virgi mengharapkan agar dengan adanya kegiatan USAID IUWASH Tangguh ini dapat membantu pemerintah provinsi menyelaraskan target yang ada di tingkat pusat ke daerahnya masing masing. Hal ini dianggap penting, pasalnya capaian di sektor air minum dan sanitasi di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Virgi kemudian kembali menegaskan mengenai keberlanjutan pembangunan yang holistik, tidak hanya menyoal terkait infrastruktur saja.
 
“Tidak hanya dari segi infrastruktur saja, namun banyak aspek lain yang perlu diperhatikan seperti kelembagaan, regulasi, pendanaan, dan juga peran serta masyarakat. Pemerintah pusat melalui kegiatan USAID IUWASH Tangguh ini mencoba membentuk ekosistem layanan air minum dan sanitasi yang lebih baik dan berkelanjutan. Namun, tentunya hal ini perlu dibarengi dengan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah,” jelas Virgi.
 
Menyoal terkait komitmen, Urban Environment Officer, USAID IUWASH Indonesia, Ryan Weddle juga mengapresiasi upaya dan komitmen dari Pemerintah Kota Depok dan Kabupaten Malang yang telah menyusun RKT. Ryan berharap agar kolaborasi USAID IUWASH Tangguh ini dapat memberi manfaat yang lebih besar pada seluruh pemangku kepentingan.
 
Sesi sambutan kemudian diakhiri dengan paparan dari Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahtareaan Masyarakat, Provinsi Jawa Barat, Hj. Dewi Sartika. Dalam sambutannya, Dewi menegaskan terkait pentingnya perilaku hidup sehat dalam menunjang pembangunan di sektor air minum dan sanitasi. Hal ini dianggap penting, karena lonjakan populasi di Jawa Barat apabila tidak dibarengi dengan perilaku hidup sehat maka dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan, “Perilaku ini perlu kita dorong bersama dari tingkat sekolah, karena tantangan yang kita hadapi saat ini lebih besar, tidak hanya di sektor air minum sanitasi, namun juga terkait climate change,” pungkasnya.
 
Kedepannya, Dewi juga berharap agar  USAID IUWASH Tangguh ini dapat membantu percepatan ODF di Provinsi Jawa Barat, serta memberi contoh bentuk penyediaan akses air minum dan sanitasi yang berketahan iklim yang juga dapat menjangkau Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), “Harapannya kolaborasi ini dapat memberi contoh untuk kab/kota lain yang memiliki permasalahan dan tantangan yang sama,” jelasnya.
 
Sesi seremoni penandatangan RKT kemudian menutup rangkaian kegiatan hari ini. Perwakilan dari USAID IUWASH Tangguh, Pemerintah Kota Depok, Pemerintah Kabupaten Bogor, serta Sekda Provinsi Jawa Barat melakukan penandatanganan RKT yang turut disaksikan oleh Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas secara daring.