Solusi Pengelolaan Sampah dari Klungkung


Bagi Kabupaten Klungkung, Bali pengelolaan persampahan memang masih menjadi tantangan tersendiri yang perlu segera diatas. Pasalnya dari kegiatan kunjungan lapangan tim Intergrated Solid Waste Management (ISWM), Bappenas diketahui bahwa ada sejumlah permasalahan utama yang kini tengah dihadapi kabupaten tersebut, diantaranya yaitu Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang sudah overload, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan Bank Sampah yang masih kurang baik dari sisi kualitas dan kuantitas, pemilihan sampah yang belum optimal, serta meningkatnya timbulan karena tingginya aktivitas pariwisata.

 

Berangkat dari itu, Kabupaten Klungkung mencoba mengembangkan Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS). Menurut I Ketut Suadnyana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Klungkung, TOSS pertama kali diinisiasi oleh STT PLN yang membuat pellet/briket dari sampah untuk menghasilkan listrik.  

 

Ditambahkan bahwa, dengan melihat efektivitas dari TOSS, maka pemerintah kabupaten berencana mengembangkan TOSS di seluruh desa. “Ke depannya seluruh desa harus memiliki TOSS yang nantinya bisa dikelola oleh BUMDesa,” ungkap I KetuT Suadyana.

 

TOSS adalah pusat pengelolaan sampah seluas 1,97 Ha yang dimanfaatkan untuk beragam kegiatan.Mulai dari menjadi tempat untuk kegiatan mengubah pellet/briket menjadi energi, pengelolaan pupuk organik dan curah untuk pertanian kabupaten, hingga menjadi terminal sampah organik bagi desa yang belum memiliki Bank Sampah. Untuk menunjang seluruh kegiatan pengelolaan sampah, TOSS saat ini telah didukung oleh 27 armada yang terdiri dari 22 truk dan 5 mobil pick-up.

 

“Bukan hanya dijadikan tempat pengelolaan sampah kedepannya kami juga berharap TOSS bisa menjadi tempat edukasi rekreasi terkait sampah yang ada di Bali. Tetapi, untuk saat ini bau masih menjadi kendala dan kami sedang mencari cara untuk mengatasi hal tersebut,” kata I Nyoman Suwirta, Bupati Klungkung.

 

I Nyoman Suwirta menambahkan, kedepannya juga akan dibentuk koperasi untuk memasarkan produk-produk hasil TOSS. Adapun produk yang dihasilkan TOSS sejauh ini ialah pupuk dan juga pellet/briket.

 

Sejak 2019, setidaknya TOSS telah menghasilkan 214,03 ton kompos, dan 27,96 ton pellet/briket dari total 33,6 ton/hari timbulan sampah yang diolah.”Saat ini pupuk yang telah dihasilkan TOSS juga sudah digunakan oleh pertanian beras organik denga luas hingga 60 ha” terangnya.

 

Selain memprosikan TOSS, dalam sambutannya Bupati Klungkung juga menyatakan bahwa dalam mengatasi tantangan pengelolaan persampahan di wilayahnya, pihaknya telah melibatkan beragam pihak, mulai dari meminta dukungan dari pemerintah, menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan perbankan.

 

Disisi lain, Tri Dewi Virgyanti, Direktur Perumahan dan Permukiman, Bappenas, dalam kunjungan ini menyatakan bahwa, terdapat dua hal utama yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan persampahan yaitu memerhatikan kondisi lingkungan dan memastikan keterlibatan multisektor. Kedua hal ini dianggap penting untuk memastikan pengelolaan sampah yang tepat, sehingga bisa menjadi solusi tepat dalam penanganan tantangan persampahan yang terjadi. “Dalam pengelolaan sampah setiap aspek harus diperhatikan mulai dari aspek teknis, regulasi, kelembagaan, pendanaan, dan penguatan masyarakat serta pemangku kepentingan. Tujuannya agar upaya atau solusi yang akan dilakukan dapat sesuai dengan yang dibutuhkan,” ujar  Virgy dalam sambutannya.

 

Ditambahakan bahwa dalam upaya pengelolaan dan penangan persampahan di Klungkung, diperlukan juga pembagian peran antara wilayah perkotaan dan perdesaan. “Misalnya TOSS lebih fokus dilakukan di wilayah perdesaan,” pungkasnya.