Toilet Aman, Cegah Pencemaran Sumber Air Minum

Begitulah tema webinar peringatan Hari Toilet Sedunia yang diadakan oleh Wahana Visi Indonesia dan Pokja PPAS Nasional, termasuk Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas pada 25 November 2022 lalu.
 
Dalam sambutannya, Direktur WVI Indonesia, Angelina Theodora mengatakan bahwa bukan hanya untuk memperingati Hari Toilet Sedunia, webinar skala nasional yang dilakukan secara daring ini juga memiliki tujuan untuk mengadvokasi dan edukasi pemerintah daerah, serta masyarakat akan pentingnya kepemilikan akses sanitasi aman untuk mencegah pencemaran sumber air minum.
 
"Penyediaan akses sanitasi aman tentunya sangat perlu di dukung oleh banyak pihak, pasalnya Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai akses sanitasi aman bagi semua pada tahun 2030 mendatang. Selain itu, RPJMN 2020-2024 juga telah mengamanatkan tercapainya 90% akses, termasuk 15% akses sanitasi aman, serta 0% angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka. Melalui kegiatan ini kami ingin mengajak semua pihak untuk sama-sama mendukung pencapaian akses sesuai target yang telah ditetapkan" jelasnya.
 
Selanjutnya, Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti mengungkapkan bahwa Pokja PPAS Nasional dan juga Dit. Perkim memberikan apresiasi atas terselenggaranya kolabrasi ini. Menurut Virgi, kolaborasi adalah salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai akses sanitasi aman.
 
"Sektor sanitasi dan air minum adalah urusan bersama, untuk itu perlu keterlibatan dan dukungan dari banyak pihak. Pemerintah tidak mungkin bisa mewujudkan semua target tanpa adanya partisipasi dan keterlibatan para pihak terkait. Melalui acara ini juga saya ingin mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam mewujudkan akses sanitasi untuk semua," katanya.
 
Kemudian, Virgi juga mengajak semua pemerintah daerah memberikan dukungan dengan mengalokasikan pendanaannya untuk pemberdayaan dan pelibatan masyarakat, termasuk melakukan kegiatan sosialisasi, advokasi, dan promosi masif kepada semua pihak akan pentingnya sanitasi aman guna mencegah pencemaran air. "Terlebih seperti diketahui bahwa ada kolerasi positif antara kondisi sanitasi dan air minum. Salah satunya, diketahui bahwa kondisi sanitasi buruk terlah terbukti dapat mencemari sumber-sumber air minum, sehingga berpotensi menyebabkan penyebaran penyakit," jelasnya.
 
Penyataan Virgi mengenai bahayanya kondisi sanitasi buruk, nyatanya sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga. Ketua Tim Peneliti, Corie Indria Prasasti yang menjelaskan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada dua daerah yaitu Kabupaten Sekadau dan Kota Surabaya diketahui perilaku buang sampah popok balita dengan tinja sembarangan sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan, termasuk sumber air minum. "Dari 500 responden yang kami survei, nyatanya masih ada 63,43% ibu di Kabupaten Sekadau dan 51% ibu di Kota Surabaya yang masig membuang tinja balita sembarangan. Hal ini tentunya sangat disayangkan dan bisa mencemari lingkungan," terangnya.
 
Berangkat dari hal tersebut, Corie menjelaskan akan pentingnya peningkatan pengetahuan kepada para ibu untuk meminimalisir perilaku tersebut. Selain itu, masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi mengenai toilet training, sehingga dapat mendorong penurunan jumlah popok sekali pakai.
 
"Pengelolaan limbah popok sekali pakai yang tidak tepat nyatanya telah menjadi prioritas masalah kesehatan global karena terbukti mengakibatkan akumulasi patogen tinja dan bahan yang tidak dapat terurai di lingkungan. Apabila tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada keamanan air minum, serta kontaminan kimia dan fisik yang dapat membahayakan manusia, hewan (domestik dan satwa liar), tanaman, dan kesehatan lingkungan," pungkasnya.