Tuntaskan Target Akses Air Minum Aman, Kementerian PUPR Bersama Mitra USAID IUWASH Tangguh Laksanakan Training of Trainer RPAM

Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu kunci utama pembangunan sebuah negara, hal ini dapat terlihat dari pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, yang salah satunya ialah akses ke air minum yang aman. Terkait ini, capaian Indonesia untuk akses air minum aman ialah 11,8%, dengan jaringan perpipaan yang baru mencapai 19% pada tahun 2021. Hal ini perlu mendapat perhatian bersama  agar dapat mengejar target yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di tahun 2024.
 
Sehubungan dengan hal ini, pemerintah terus berupaya untuk menciptakan akses air minum aman dengan berbagai strategi, salah satunya ialah penyusunan dokumen Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) yang merupakan pendekatan berbasis risiko untuk mengamankan air minum dari hulu sampai ke hilir. Terkait ini,  Kementerian PUPR  bersama mitra USAID IUWASH Tangguh melaksanakan Training of Trainer (ToT) RPAM dari tanggal 5-14 Desember 2022 dengan total peserta sebanyak 18 orang, yang terdiri dari 13 PDAM di seluruh Indonesia dan 5 peserta dari USAID IUWASH Tangguh. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari penyusunan roadmap RPAM yang telah diluncurkan pada September 2021 lalu.
 
Membuka kegiatan hari pertama, Direktur Air Minum, Kementerian PUPR, yang diwakili oleh Kasubdit Perencanaan Teknis, Dades Prinandes menyampaikan bahwa Kementerian PUPR terus berkomitmen untuk berupaya menjamin ketersedian sarana air minum bagi masyarakat, dimana salah satunya melalui implementasi RPAM ini ”Akses air minum aman sangat penting, kalau tidak terpenuhi maka dapat berdampak lebih jauh ke produktivitas dan tingkat ekonomi masyarakat,” jelas Dades.
 
Selanjutnya, Dades juga menegaskan bahwa RPAM dapat membantu penyelenggara SPAM mengelola dan mengamankan sumber air minum dengan lebih efektif, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dari operasional mereka, “Ditargetkan pada tahun 2024 nanti, 190 kabupaten/kota dengan status BUMD air minum aman yang sehat sudah memiliki dokumen RPAM,” jelasnya.
 
Menanggapi terkait pentingnya penyediaan akses air minum aman yang disampaikan Dades, Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti menjelaskan terkait target air minum aman dan implikasinya “Target kita di tahun 2030 ialah 45% akses air minum aman, namun angka tersebut pun masih dibawah rata-rata global yang sudah mencapai 80%. Hal ini perlu diperhatikan bersama, karena akses air minum aman ini menjadi salah satu modal pembangunan utama. Masyarakat harus sehat, berpendidikan dan memiliki produktivitas yang tinggi,” jelasnya.
 
Menurut Virgi, RPAM merupakan salah satu tools utama yang dapat menjamin kesehatan masyarakat, namun implementasi RPAM juga harus dibarengi dengan Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM) dan juga upaya untuk mengimplementasi Zona Air Minum Prima (ZAMP). Virgi juga menegaskan kembali, bahwa RPAM jangan sampai dianggap sebagai kegiatan tambahan, namun seharusnya dapat dijadikan acuan rencana bisnis bagi BUMD air minum atau PDAM. Pemahaman ini perlu disepakati bersama, yang nantinya dapat disebarkan oleh para trainer ke daerahnya masing masing.
 
Sesi sambutan selanjutnya disampaikan oleh Direktur Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Anas Ma’ruf. Dalam paparannya, Anas menjelaskan terkait pentingnya pengawasan lingkungan agar tetap sehat, “Peran dari lingkungan yang sehat sangatlah penting, dimana  akses air minum aman menjadi kunci utama untuk dijaga kualitasnya, sehingga perlu dilakukan pengawasan secara internal dan eksternal. Internal dilakukan oleh penyelenggara melalui RPAM, dan eksternal dilakukan oleh instansi yang berwenang, yaitu pemerintah dan masyarakat” jelas Anas.
 
Anas juga menjelaskan bahwa dalam menjaga kesehatan lingkungan terdapat enam media utama, yaitu air, udara, tanah, pangan, bangunan dan vektor penyakit yang harus dijaga dan diamankan. Salah satu langkahnya ialah dengan penetapan standar baku mutu kesehatan lingkungan, serta upaya kesehatan lingkungan yang dilakukan secara berkesinambungan dan terintegrasi dengan berbagai stakeholder.
 
Menutup sambutannya, Anas mengapresiasi kepada seluruh perwakilan kementerian/lembaga dan peserta dari ToT hari ini, “Diharapkan kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebaik- baiknya agar nantinya dapat meningkatkan kapasitas trainer RPAM kedepannya,” jelas Anas
 
Sesi terakhir sambutan dan pembukaan ToT RPAM dibawakan oleh Direktur Kantor Lingkungan Hidup, USAID, Brian Dusza yang juga turut mengapresiasi para trainer yang mengikuti kegiatan ToT RPAM hari ini. Brian kemudian juga menegaskan kembali komitmen dari USAID untuk membantu pPemerintah Indonesia mencapai target RPJMN 2020-2024 dan SDGs 2030, “Melalui program USAID IUWASH Tangguh tahun ini, kami akan terus mendampingi 38 kabupaten/kota agar mampu menginternalisasi dokumen RPAM, termasuk melakukan audit secara berkala,” ungkap Brian.
 
Lebih lanjut, sama seperti yang disampaikan oleh Anas, Brian juga mengharapkan agar para trainer yang hadir dapat memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin, agar nantinya mampu melatih kabupaten/kota untuk mengimplementasi RPAM.
 
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai mekanisme kegiatan pelatihan selama 10 hari kedepan, dimulai dari pembahasan 11 modul RPAM, kunjungan lapangan ke PDAM Kota Surakarta, dan diakhiri oleh
dengan uji praktik peserta.