Wakatobi Gerakkan OPD Sebagai Pelopor Pengurangan Sampah

WAKATOBI — SELASA, 18 Desember 2018

Bertepatan dengan HUT ke-15 Kabupaten Wakatobi, Selasa (18/12), Bupati Arhawi meluncurkan seruan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengurangi sampah plastik dalam berbagai kegiatan perkantoran. Peluncuran ini ditandai dengan penandatangan Instruksi Bupati yang menghimbau segenap ASN agar tidak menggunakan wadah plastik sekali pakai di dalam berbagai kegiatan di lingkungan perkantoran pemerintah daerah.

Tatkala di beberapa OPD kebiasaan ini akan membutuhkan waktu, Bappeda Wakatobi sudah meminimalkan penggunaan wadah minuman & makanan pada setiap acara internal selama hampir 2 tahun. Bersama dengan PKK, Dharma Wanita, serta Dinas Kelautan & Perikanan, Bappeda menerima penghargaan sebagai 'OPD Pelopor Pembatasan Timbulan Sampah' pada ajang HUT kemarin. Kepala Bappeda Wakatobi La Tarima mengaku, awalnya agak sulit untuk membiasakan anggota OPD maupun para tamu untuk tidak bergantung pada gelas plastik. Demi menyukseskan kebiasaan baru ini, Bappeda pun menyiapkan gelas lebih banyak.

"Tadinya sih iya [sulit], tapi kita biasakan kepada masyarakat dengan cara selalu menyediakan makan dan minum," jelas Kepala Bappeda La Tarima, saat dihubungi lewat telepon pada Rabu (19/12). "Untuk makanan, kita juga cenderung menggunakan prasmanan."

Ia mengaku, apresiasi ini besar artinya untuk segenap anggota Bappeda.

"Karena kami tidak mengharapkan ada apresiasi. Mulanya, kami hanya melakukan ini karena status Wakatobi sebagai cagar biosfer, tanpa mengharapkan itu. Kemarin itu kaget juga ketika ada apresiasi terhadap pola perilaku."


La Tarima sepakat, kunci permasalahan persampahan di Wakatobi adalah perubahan perilaku. Oleh karena itu, internalisasi peraturan pengurangan sampah sesuai yang dituangkan dalam Instruksi Bupati sangatlah krusial. OPD diharapkan menjadi pilot dan contoh bagi masyarakat luas.

Di samping pengurangan penggunaan wadah plastik, Instruksi Bupati tersebut juga mewajibkan perkantoran pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan dan perawatan perangkat elektronik, memanfaatkan kembali kertas bekas, dan menyediakan air minum isi ulang. Perawatan perangkat elektronik sendiri merupakan usaha mengurangi sampah elektronik yang tergolong limbah B3, dan karenanya sangat berbahaya untuk ekosistem laut.

Keputusan ini sejalan dengan komitmen Wakatobi dalam upaya pengelolaan sampah untuk mencapai target 20% pengurangan dan 80% penanganan di wilayah perkotaan hingga akhir 2019. Saat ini, tingkat akses persampahan Kabupaten Wakatobi berada di angka 57% untuk penanganan dan 3% untuk pengurangan. Sebagai wilayah pantai yang kerap dilalui kapal-kapal pelayaran lintas pulau, Wakatobi tidak hanya berhadapan dengan sampah dari penduduk setempat. Sampah-sampah laut, baik dari nelayan maupun kapal-kapal penumpang yang melintas, turut menjadi permasalahan pelik yang harus dihadapi.

Oleh sebab itu, melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Kabupaten Wakatobi terus melakukan berbagai upaya untuk melancarkan paket kebijakan dan Gerakan Penuntasan Akses Persampahan "Waste, Key To Be Best Destination" yang diluncurkan Februari 2018 lalu.

Dengan tema "Mengukir Prestasi, Memperkuat Daya Saing Sinergitas Generasi Maritim Masa Depan Wakatobi", daerah otonom yang dahulu dikenal dengan kepulauan tukang besi ini memperoleh refleksi untuk menegaskan kembali pembangunan Wakatobi sebagai cagar biosfer dan daerah wisata ke depannya.

Dalam arahannya, Bupati Wakatobi menegaskan, “Tema ini ingin mengirim pesan mendasar bahwa, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Maka, persyaratannya adalah agar kita berlomba mengukir prestasi di segala bidang, membangun daya saing daerah yang kuat ditengah-tengah persaingan global, dan bagaimana menghidupkan sinergitas diantara generasi maritim untuk masa depan Kabupaten Wakatobi.”

Memperkuat semangat ini, La Tarima menambahkan, Kabupaten Wakatobi ke depannya akan mencari cara untuk mendaur ulang timbulan sampahnya. Selain karena memberi nilai tambah ekonomi, aspek daur ulang ini berpotensi menjadi daya tarik tersendiri bagi status Wakatobi sebagai daerah wisata. Sesuai dengan slogan yang dicanangkan, pengelolaan sampah merupakan salah satu kunci untuk menjadikan Wakatobi sebagai tujuan wisata terbaik dunia.

Malamnya, puncak perayaan HUT Ke-15 Wakatobi kembali diramaikan oleh penyanyi dangdut Iis Dahlia dan Fildan Baubau yang menyerukan kesadaran untuk pengurangan sampah di hadapan segenap warga yang hadir.

***