Laporan/Prosiding

Baseline Data & Monitoring Program SHAW: Panduan Fasilitator

Christa Dewi   28 Januari 2013 1.658

Modul ini merupakan petunjuk teknis bagi Tim Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dalam melakukan baseline data dan monitoring terhadap perkembangan maupun capaian Project SHAW yang digawangi oleh CD Bethesda dan mendapat dukungan dari Simavi. 

 

Membangun untuk Indonesia Berkualitas: Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Pekerjaan Umum

Joko Kirmanto (Sambutan), Graita Sutadi (Kata Pengantar)   2011 1.091

Kementrian Pekerjaan Umum selalu mendorong dan memotivasi Pemerintah Daerah (Pemda) untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam lingkup Pekerjaan Umum kepada masyarakat.  Salah satu wujud pembinaan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah yang dilakukannya dengan melalui penilaian kinerja Pemerintah Daerah bidang Pekerjaan Umum (PKPD-PU).

Buku ini menggambarkan proses kreasi dan inovasi masing-masing daerah penerima penghargaan PKPD-PU. Adapun daerah penerima penghargaan tersebut adalah Provinsi Bali dan Kota Banda Aceh untuk kategori Penataan ruang, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Gianyar untuk kategori Sumber Daya Air, Provinsi D.I. Yogyakarta, Kabupaten Badung dan Kota Semarang untuk kategori Bina Marga.

Sedangkan untuk kateogi Cipta Karya diterima oleh Kota Palembang, Kota Banjarmasin, Kabupaten Gianyar dan Kota Pekalongan, adapun kategori Jasa Konstruksi diterima oleh Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Gresik.

Buku ini juga merupakan dokumentasi sekaligus literatur tentang semangat membangun daerah, khususnya di bidang Pekerjaan Umum yang dijadikan motovasi dan bahan rujukan bagi daerah lain, dengan harapan masyarakat dapat mengetahui potret kinerja pemerintah daerahnya dalam membangun infrastruktur Pekerjaan Umum.

 

Mewujudkan Permukiman Layak Huni Melalui Kerja sama CSR Bidang Cipta Karya

Budi Yuwono (kata sambutan), Ditjen Cipta Karya   11 Januari 2013 1.917

Sebuah perusahaan merupakan bagian dari lingkungan sosial memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility (CSR)) yang harus dipenuhi demi terciptanya kesejahteraan masyarakat dan kepekaan terhadap kondisi lingkungan disekitarnya. Tanggung jawab sosial ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan diantaranya kegiatan amal, melaksanakan program program pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan masyarakat secara langsung, turut serta dalam pembangunan infrastruktur permukiman dan sebagainya.


Laporan Progress Pamsimas, Agustus 2012

Pamsimas   2012 920

Dalam pelaksaan program Pamsimas kali ini terdapat isu penting yang perlu segera ditindaklanjuti diantaranya adalah masih terdapat 10 desa 2009, 12 desa 2010 dan 43 desa 2011 yang belum selesai pelaksanaan fisiknya dikarenakan kurangnya swadaya dan partisipasi masyarakat, konflik, internal LKM, masalah tanah, sambungan PLN, penyimpangan dana, dana APBD belum/terlambat cair, kurangnya fasilitasi dan lain-lain. Semua ini berlokasi di Riau, Banten, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, NTT, Gorontalo dan Maluku Utara. Rekomendasi tindak lanjutnya adalah berkoordinasi dengan stakeholders terkait dengan penyelesaian masalah dan penyelesaian pekerjaan.

Selain itu terdapat pula desa replikasi tahun 2010 dan 2011 yang belum selesai pelaksanaanya disebabkan terlambatnya pencairan dana APBD dan  fasilitator yang direkrut dari dana APBD sudah tidak bertugas di lokasi. Tahun 2010 terjadi di 22 desa sedangkan tahun 2011 terjadi di 56 desa .  Rekomendasi tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah segera diselesaikan permasalahan yang menghambat sehingga sarana segera dapat dimanfaatkan oleh masyakarat.

Semua Pamsimas ini sesuai dengan tujuan dilaksanakannya program yaitu untuk meningkatkan warga miskin perdesaan dan pinggiran kota  (peri urban) yang dapat mengakses perbaikan pelayanan serta fasilitas air minum dan sanitasi serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat (hygiene) dalam rangka usaha pencapaian target MDGs sektor air minum dan sanitasi melalui upaya-upaya pengarus-utamaan (mainstreaming) dan perluasan (scalling up) pendekatan berbasis masyarakat (community driven approach).

 

Waspola Facility: Laporan Bulanan September 2012. 034/2012/AWP1/C4/MPR09 (AusAID Initiative INI 390)

Wapola Facility   2012 918

Rencana Pengamanan Air Minum (RPA) di kawasan sungai Cikapundung akan mulai  diujicobakan dengan mengimplementasikan serangkaian intervensi baik fisik maupun non-fisik. Sesuai dengan kesepakatan seluruh stakeholder, segmen sungai Cikapundung berada di sekitar Dago Bengkok sampai ke Tamansari. Kegiatan uji coba penerapan RPA ini dilaksanakan tidak hanya oleh Pokja AMPL Kota Bandung  saja akan tetapi melibatkan pula Gerakan Masyarakat Cinta Cikapundung (Gemricik).

Selain sungai Cikapundung, kegiatan uji coba RPA ini dilaksanakan pula di Banjarmasin dan Bangka. Uji coba RPA yang akan dilaksanakan di Banjarmasin ini tepatnya berada di tataran operator  Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasin Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan khususnya regional Banjar. Sedangkan  uji coba RPA di Bangka akan dilaksanakan di Kecamatan Bakam Kabupaten Bangka. 
Dalam rangka penguatan kapasitas uji coba RPA di kawasan sungai Cikapundung dan PDAM Bandarmasin ini dilaksanakan lokakarya dan serial diskusi dilaksanakan untuk penguatan kapasitas RPA di Kecamatan Bakam.

Selain kegiatan diatas, selama bulan September ini Waspola Facility melaksanakan berbagai kegiatan lain yang terangkum dalam laporan bulanan September ini. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan adalah konsinyasi penyusunan Renstra AMPL Sumatera Barat, refresher training fasilitator pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat, penulisan kisah sukses pembangunan AMPL, pengelolaan situs Waspola Facility dan dukungan pengelolaan pengetahuan sanitasi total berbasis masyarakat, serta pengelolaan administrasi grant dan proposal-September 2012

 

 

Personil Sanitasi: Strategi Pengembangan Kapasitas (Laporan Akhir: Studi Pelatihan dan Kapasitas Sanitasi). Maret 2012

Qipra Galang Kualita, WASPOLA Facility   2012 1.080

Pelaksanaan studi pelatihan dan kapasitas sanitasi diutamakan untuk para professional yang terdiri dari konsultan, fasilitator dan operator yang terkait dengan program percepatan pembangunan sanitasi perkotaan. Melalui studi ini diidentifikasikan kebutuhan terhadap kajian-kajian lanjutan yang berkaitan dengan perubahan strategi penugasan personil sanitasi guna mengurangi tingkat kebutuhan akan personil agar dapat mengembangkan kapasitas pejabat pemerintah daerah dan kapasitas personil yang terlibat dalam pengoperasian fasilitas sanitasi. Studi ini pula merupakan awal dari sebuah perjalanan untuk menangani permasalahan kapasitas di sektor sanitasi, untuk itu diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik diantara pihak-pihak terkait serta kesepakatan atau konsensus mengenai arahan ke depan di sektor sanitasi.

Studi pelatihan ini menggunakan strategi mengembangkan kapasitas untuk mengatasi kekurangan jumlah dan kompetensi personal sanitasi yang meliputi meningkatkan daya tarik pekerjaan sanitasi, melembagakan skema peningkatan kompetensi guna menciptakan suatu kerangka formal pengembangan kompetensi untuk para personil sanitasi, merevitalisasi program-program peningkatan kompetensi sanitasi dan merangsang adanya pertukaran pengetahuan diantara para pemangku kepentingan.

 

Laporan Progress Pamsimas, Februari 2012

Pamsimas   2012 1.500

Dalam progress Pamsimas Fabruari ini terdapat isu penting/permasalahan dalam pelaksanaan program kegiatan Pamsimas diantaranya adalah sangat minimnya laporan mengenai keberlanjutan desa 2008 sampai dengan 2010. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan fasilitasi dari FM keberlanjutan kurang efektif karena permasalahan kontrak dan penggajian yang terjadi di seluruh lokasi program. Adapun rekomendasi tindak lanjutnya adalah sebaiknya penyiapan FM keberlanjutan betul betul didukung dengan pendanaan dan kontrak yang pasti.

Disini dipaparkan pula pelaksanaan training untuk meningkatkan kapasitas fasilitasi di tahun 2012 dimana CMAC telah menyiapkan rencana penyelenggaraan TOT, training maupun refreshing kepada PMAC, trainer, untuk segera diteruskan atau dilatihkan kepada para DMAC dan fasilitator.  Selain kedua kegiatan tersebut diatas progress ini merangkum berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama bulan Februari ini.

 

Laporan Progress Pamsimas, Desember 2011

Pamsimas   2011 936

Laporan kali ini berisikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama bulan Desember diantaranya adalah informasi program, progress Pamsimas yang terdiri dari status pengadaan konsultan, implementasi dan status penyerapan dana desa, pelaksanaan training, status  pencatatan penggunaan loan, pertanggungjawaban penggunaan dana, data MIS, dan isu penting lainnya serta lampiran sebagai dokumen pelengkap laporan ini.

Salah satu isu penting yang dilaporkan yaitu masih terdapat 9 desa 2008 dan 35 desa 2009 yang belum selesai pelaksanaan fisik yang disebabkan oleh kurangnya swadaya, konflik internal LKM, masalah tanah, sambungan PLN, mobilisasi material sulit dan lainnya. Adapun lokasi kegiatan di Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, Selawesi Selatan, Maluku Utara dan NTT dengan rekomendasi tindak lanjutnya yaitu berkoordinasi dengan stakeholder terkait dalam penyelesaian masalah dan penyelesaian paling lambat sampai dengan akhir Januari 2012.

 

Laporan Progress Pamsimas, Januari 2012

Pamsimas   2012 1.018

Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan Pamsimas yang dilaporkan dalam progress Pamsimas Januari 2012 ini yaitu terdapat 902 desa di tahun 2011 belum selesai pelaksanaan fisiknya. Progress saat ini mencapai 81,77% , sementara itu progress desa yang mendapatkan dana HID 66,19% (92 desa belum selesai). Belum selesainya pekerjaan ini disebabkan pencairan dana sebagian besar baru terlaksana pada bulan November dan Desember 2011 dan fasilitator di sebagian besar lokasi belum dimobilisasi ke lokasi karena belum adanya kepastian kontrak yang berlokasi diseluruh lokasi program Pamsimas.  Adapun rekomendasi tindak lanjutnya yaitu ditargetkan untuk penyelsesaian fisik desa 2011 paling lambat akhir Maret 2011 dan kontrak fasilitator segera dipastikan dan segera dimobilisasi ke lapangan.

Melihat progress yang telah dicapai di awal 2012 ini, pelaksanaan program sudah dapat dikatakan hampir mencapai tujuan Pamsimas yaitu meningkatkan warga miskin perdesaan dan pinggiran kota  (peri urban) yang dapat mengakses perbaikan pelayanan serta fasilitas air minum dan sanitasi serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat (hygiene) dalam rangka usaha pencapaian target MDGs sektor air minum dan sanitasi melalui upaya-upaya pengarus-utamaan (mainstreaming) dan perluasan (scalling up) pendekatan berbasis masyarakat (community driven approach).

 

Laporan Progress Pamsimas, Mei 2012

Pamsimas   2012 954

Agar dapat meningkatkan kapasitas fasilitasi di tahun  2012 ini, maka CMAC telah menyiapkan rencana untuk menyelenggarakan TOT, training maupun refreshing kepada PMAC, trainer untuk segera dilatihkan kepada para DMAC dan fasilitator.

Pada tanggal 6-11 Februari 2012 telah dilaksanakan TOT pelatihan fasilitator di Jakarta yang akan dilanjutkan dengan pelatihan refresher bagi fasilitator lama serta pelatihan pratugas bagi fasilitator baru pada lokasi provinsi masing masing.

Selain kegiatan pelatihan terdapat beberapa kegiatan lain yang dilaksanakan selama bulan Mei 2012 yang terangkum dalam laporan Progress kali ini. semua kegiatan yang dilaksanakan mengacu pada tujuan Program Pamsimas yaitu untuk meningkatkan warga miskin perdesaan dan pinggiran kota  (peri urban) yang dapat mengakses perbaikan pelayanan serta fasilitas air minum dan sanitasi serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat (hygiene) dalam rangka usaha pencapaian target MDGs sektor air minum dan sanitasi melalui upaya-upaya pengarus-utamaan (mainstreaming) dan perluasan (scalling up) pendekatan berbasis masyarakat (community driven approach).