Laporan/Prosiding
Pedoman Teknis Pembangunan Sarana Air Bersih Dan Sanitasi Proyek WSLIC-2, buku 6: spesifikasi teknik sumur pompa tangan.
Proyek Air Berih Dan Sanitasi Untuk Masyarakat Perpenghasilan Rendah.
Th.
1.578
Adapun ruang lingkup spesifikasi teknis ini mencakup pengertian, ketentuan mengenai bentuk dan ukuran, persyaratan kualitas, tipe konstruksi, kekuatan, penempatan.
Pengertian sumur pompa tangan adala sarana penyedia air bersih berupa sumur yang dibuat dengan membur tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air sesuai dengan yang diinginkan. Pengambilan air baku dilakukan dengan menghisap atau menekan air kepermukaan tanah dengan menggunakan pompa tangan.
Pergeseran dalam konsepsi dan pendekatan perencanaan pembangunan wilayah dan kota di Indonesia. (Paper series 1)
Budhy Tjahjati S.Soegijoko, Urban regional Development Institute (URDI).
Th.
1.823
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2004: Pedoman Pencacah Kor
Indonesia. Badan Pusat Statistik
Th.
1.564
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS): Pedoman Pencacah Modul Perumahan Dan Kesehatan
Indonesia. Badan Pusat Statistik
Th.
25.842
Tata Laut, Tertib Darat : Panduan Mengurangi Limbah Darat Untuk Melindungi Laut.
Unesco
Th.
877
Pedoman Teknis Pembangunan Sarana Air Bersih Dan Sanitasi Proyek WSLIC-2 Buku 24: Operasi Dan Pemeliharaan
Proyek Air Bersih Dan Sanitasi Untuk Masyarakat Perpenghasilan Rendah
14 September 2006
1.393
Tujuan dari pedoman teknis pemeliharaan dan pengoperasian pembangunan sarana dan prasarana sanitasi adalah memberikan acuan dan pegangan dalam pengoperasian dan pemeliharaan sistim penyediaan air bersih dan sanitasi di lapangan sehingga sarana yang terbangun dapat terpelihara.
Wate Studi Pengaruh Hydroulic Loading Rate (HLR) Terhadap Efisiensi Penyisihan Pada Pengolahan Limbah Cair Dengan Metoda Multi Soil Layering (MSL): Studi Kasus Limbah Cair Industri Tahu Super, Padang
Shinta Indah, Budhi Primasari, Auwilla Putri, TL. Fakultas Universitas Andalas,
Th.
919
Petunjuk Pelaksanaan Operasional Tingkat Desa Proyek Air Bersih, Sanitasi dan Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam - Nias/Sumatera Utara
Community Water Service and Health Project NAD-NIAS/SUMUT
Th.
834
India: Urban Water and Sanitation Services (Guidelines for Sector Reform and Successful Public-Private Partnerships)
Th.
880
The Ministry of Urban Development and Poverty Alleviation has developed these Guidelines to sensitize State Governments, Urban Local Bodies and other stakeholders to the policy and implementation issues that need to be addressed as they embark upon reforming urban water supply and sewerage services (UWSS). They will need to be adapted to local conditions and supplemented by detailed analysis and recommendations.
The guidelines embed a role for the private sector into this reform process, suggesting appropriate forms of private sector participation (PSP) for different stages of sector reform. Reform of UWSS, with an evolving role for the private sector, will be an important element of urban reforms eligible for support from the Government of India’s City Challenge Fund.
Table of Contents:
Section and Subject
Foreword and Executive Summary
Table 1: Allocation of Key Responsibilities Under the Main PSP Options
Volume 1: Policy Framework and Implementation Arrangements
Volume 1 Summary
Initiating Reforms – Policy Framework/Road Map
Implementation Arrangements
Volume 2: Creating Enabling Conditions for Sustained Reform and PSP
Volume 2 Summary
Weaknesses in the Prevailing Legal and Institutional Framework
Creating Enabling Conditions: Legal Framework
Creating Enabling Conditions: Regulatory Framework
Creating Enabling Conditions: Utility Governance Structure
Creating Enabling Conditions: Industry Structure and Consumer Organizations
Volume 3: Selecting and Executing PSP Transactions and Managing Public-Private Partnerships
Volume 3 Summary
Options for Private Sector Participation
Ensuring Improved Services for Poor People
Executing the PSP Transaction
Managing the Public-Private Partnership
Sanitation Workshop Report: Framework for Municipal Sanitation Services (Makassar, April 28-29, 2005)
Th.
840
Sarana sanitasi di Indonesia tertinggal dibandingkan dengan air minum maupun sarana-sarana lainnya. Pelayanan jaringan air limbah di daerah perkotaan saat ini hanya melayani sekitar 2% dari jumlah penduduk. Lokakarya sanitasi yang diselenggarakan di Makassar (April 28-29, 2005) dimaksudkan untuk mendorong adanya dialog dan pengertian diantara stakeholder di Indonesia akan pentingnya sanitasi, dan untuk bertukar pengalaman dalam praktek-praktek yang berhasil di Indonesia, di Negara-negara tetangga dan secara global, yang dapat membawa upaya pemecahan masalah sanitasi skala kota. Lokakarya ini juga diselenggarakan dalam rangka persiapan tahap pelaksanaan komponen sanitasi dalam UWSIEP.
Lokakarya diikuti oleh 61 peserta dari PDAM, perguruan tinggi, departemen terkait, pemerintah daerah, DPRD dan LSM serta beberapa lembaga internasional. Lokakarya ini dibiayai dengan dana hibah Bank Netherlands Water Partnership (BNWP) melalui Water Anchor sanitation Team dari Bank Dunia. Forum KOmunikasi Air Limbah (FORKALIM), forum yang baru terbentuk di bawah PERPAMSI untuk komunikasi mengenai sanitasi di Indonesia, turut menjadi penyelenggara Lokakarya ini bersama-sama dengan Bank Dunia. ESP-USAID menyediakan biaya perjalanan bagi peserta yang dating dari kota-kota lain. Program Air dan sanitasi (WSP-EAP) dari Bank Dunia membantu dalam perencanaan dan fasilitasi kelompok-kelompok diskusi.
Pembicara tamu diundang dari Bank Dunia dan Negara tetangga (Malaysia). Pengalaman setempat dan praktek yang berhasil dipaparkan oleh PDAM yang mengelola system jaringan air limbah, dan oleh LSM yang menoperasikan system sanitasi berbasis masyarakat. Metode diskusi partisipatif digunakan pada hari kedua, yang memastikan bahwa semua peserta terlibat aktif dalam berbagi pandangan mereka dan dapat berperan serta secara aktif dalam diskusi. Diskusi meliputi pilihan-pilihan sanitasi, mulai dari sanitasi dengan pendekatan berbasis masyarakat, sampai system skala kota; kemungkinan peran PDAM air di masa yang akan dating; dan masalah pemulihan biaya. Hal ini dipersempit menuju pendekatan-pendekatan terurai (unbundled) sebagai pendekatan yang tepat untuk memecahkan tantangan sanitasi perkotaan.
Daftar Isi:
Ringkasan
Pendahuluan dan Latar Belakang
Tujuan Lokakarya
Pesan-Pesan Penting dalam Acara Pembukaan
- Bp. Zainal Arifin, FORKALIM
- Bp. Basah Hernowo, Rirektur Permukiman dan Perumahan
- Mr. Jan Drozdz, World Bank, Jakarta
- Bp. Bambang Goeritno, Direktur Bina Teknik, Departemen Pekerjaan Umum
- Bp. Ilham Arief Sirajuddin, Walikota Makassar
Hal-hal Penting dari Presentasi dan Diskusi
Sesi 1: Contoh-Contoh Global dan Pembelajaran dalam Sanitasi Skala Kota termasuk Masyarakat Miskin Perkotaan
Sesi 2: Pendekatan dalam Pemulihan Biaya untuk Sanitasi Skala Kota
Sesi 3: SBM dan Pemetaan sebagai Tahapan Menuju Sanitasi Perpipaan yang Efisien
Sesi 4: Memperkuat Utilitas Menyediakan Pelayanan Sanitasi untuk Masyarakat Miskin
Rangkuman Presentasi Pleno dari Kelompok Diskusi
Kelompok 1: Mengenal lebih jauh tentang SBM dan mengintegrasikannya pada sanitasi skala kota
Kelompok 2: Persiapan untuk Sistem Perpipaan dan pengkajian Kelayakan
Kelompok 3: Posisi dan Peranan PDAM dalam Mengelola Sanitasi Perpipaan
Kelompok 4: Masalah Pemulihan Biaya dalam Sanitasi
Langkah Selanjutnya
Ucapan Terimakasih
Lampiran-lampiran
Lampiran 1: Bahan-bahan Presentasi Pembicara
Lampiran 2: Rangkuman dari Pertanyaan dan Jawaban dalam Diskusi Pleno
Lampiran 3: Bahan-bahan Kelompok Diskusi
Lampiran 4: Ringkasan singkat dari laporan sanitasi tiga kota
Lampiran 5: Agenda Lokakarya
Lampiran 6: Daftar Peserta
Lampiran 7: Ringkasan Evaluasi Lokakarya