Laporan/Prosiding

Pedoman Teknis Pembangunan Sarana Air Bersih Dan Sanitasi Proyek WSLIC-2, buku 6: spesifikasi teknik sumur pompa tangan.

Proyek Air Berih Dan Sanitasi Untuk Masyarakat Perpenghasilan Rendah.   Th. 1.578

Buku pedoman ini diharapkan dapat dijadikan buku pegangan bagi perencana pembuatan sumur pompa tangan dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih rumah tangga dan bertujuan spesifikasi teknik untuk memberikan persyaratan teknis sumur pompa tangan sebagai sumber baku untuk kebutuhan air bersih rumah tangga yang terlindung dari pencemaran.

Adapun ruang lingkup spesifikasi teknis ini mencakup pengertian, ketentuan mengenai bentuk dan ukuran, persyaratan kualitas, tipe konstruksi, kekuatan, penempatan.

Pengertian sumur pompa tangan adala sarana penyedia air bersih berupa sumur yang dibuat dengan membur tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air sesuai dengan yang diinginkan. Pengambilan air baku dilakukan dengan menghisap atau menekan air kepermukaan tanah dengan menggunakan pompa tangan.

Pergeseran dalam konsepsi dan pendekatan perencanaan pembangunan wilayah dan kota di Indonesia. (Paper series 1)

Budhy Tjahjati S.Soegijoko, Urban regional Development Institute (URDI).   Th. 1.823

Dalam memasuki millenium baru ini, perencanaan pembangunan wilayah dan kota telah banyak mengalami pergeseran dalam pendekatan dan Konsepsinya. Adanya pergeseran tersebut sudah barang tentu akan mempengearhui perencanaan pembangunan wilayah dan kota di Indonesia.Oleh karna itu kita perlu merenungkan mengenai konsep konsep dan praktek praktek perencanaan yang berkembang dalam 2 dekade untuk melihat apa implikasinya wilayah bagi perencanaan pembangunan kita.Pada dasarnya perkembangan lingkup dalam perencanaan tata ruang: awalnya terbatas pada rencna fasilitas permukiman yang lebih ditekankan pada kerekyasaan (engineering), kemudian menjadi rencana lingkungan hidup di dalam skala kota, skala wilayah sampai merncana tata ruang dengan skala nasional. Penyebab perlunya diadakan perencanaan berskala lingkungan kota, wilayah bahkan skala nasional yang dominan adalah proses urbanisasi, maka upaya perencanaan ditujukan pada upaya untuk mengetahui, menerangkan dan kemudian untuk mengurangi dampak negatif urbanisasi dengan pendekatan sosial-ekonomi-budaya serta engineering (kerekayasaan).Dengan tantangan - tantangan yang dihadapi dimasa mendatang, yaitu urbanisasi, globalisasi, lingkungan dan kemisknan yang tak kunjung selesai, nampaknya memang perlu pendekatan dengan penyempurnaan dan penyederhanaan. Dalam keadaan tertentu pendekatan itu dilakukan secara pararel, karena memang lingkup hidup dan cakupannya berbeda, yang penting keduaduanya harus terkoordinasi dan saling mengisi bila menangani lingkup wilayah yang sama, misalnya disatu kawasan perkotaan. Dalam hal ini penataan ruang dapat menjadi titik temunya.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2004: Pedoman Pencacah Kor

Indonesia. Badan Pusat Statistik   Th. 1.564

Data sosial dan kependudukan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui sensus penduduk, survei penduduk antar sensus, survae angkatan kerja nasional dan survei sosial ekonomi nasional. Sejak tahun 1992, beberapa data pokok yang dapat memberikan gambaran kesejahteraan rakyat dikumpulkan setiap tahun melalui susenas. Dengan tersedianya data/informasi tersebut setiap tahun, maka kemajuan program pembangunan dapat diketahui dan dievaluasi secara berkala. Keterangan dalam modul-modul yang ada dikumpulkan secara bergiliran dalam kurun waktu tiga tahun. Modul konsumsi dan pendapatan rumah tangga dikumplkan pada thn pertama, modul sosial budaya dan pendidikan pada thn kedua, serta modul kesehatan dan perumahan pada thn ketiga. Keterangan yang dikumpulkan dalam modul merupakan pertanyaan yang lebih rinci dan mendalam dibandingkan pertanyaan untuk topik yang sama dalam kor. Misalnya, kalau data pendidikan yang dihimpun melalui kor terbatas pada tingkat pendidikan anggota rumah tangga, pada modul diperluas sampai biaya pendidikan secara rinci.Secara umum tujuan mengumpulkan data melalui susenas adalah tersedianya tentang kesejahteraan rakyat yang dapat mencerminkan keadaan sosial ekonomi mesyarakat. Secara khusu, sasaran susenas adalah; tersedianya data pokok tentang kesejahteraan masyarakat, pada tingkat kabupaten/kota, terhimpunnya data rinci tentang perumahan dan kesehatan pada tingkat propinsi. Terhimpunnya data rinci tenang konsumsi pengeluaran rumah tangga baik dalam nilai rupiah maupun kuantitasnya, antara lain sebagai dasar memperkirakan pola konsu,si penduduk, kecukupan konsumsi gizi, distribusi pengeluaran dan tingkat kemiskinan pada tingkat nasional.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS): Pedoman Pencacah Modul Perumahan Dan Kesehatan

Indonesia. Badan Pusat Statistik   Th. 25.842

Data sosial dan kependudukan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui sensus penduduk, survei penduduk antar sensus, survae angkatan kerja nasional dan survei sosial ekonomi nasional. Sejak tahun 1992, beberapa data pokok yang dapat memberikan gambaran kesejahteraan rakyat dikumpulkan setiap tahun melalui susenas. Dengan tersedianya data/informasi tersebut setiap tahun, maka kemajuan program pembangunan dapat diketahui dan dievaluasi secara berkala. Keterangan dalam modul-modul yang ada dikumpulkan secara bergiliran dalam kurun waktu tiga tahun. Modul konsumsi dan pendapatan rumah tangga dikumplkan pada thn pertama, modul sosial budaya dan pendidikan pada thn kedua, serta modul kesehatan dan perumahan pada thn ketiga. Keterangan yang dikumpulkan dalam modul merupakan pertanyaan yang lebih rinci dan mendalam dibandingkan pertanyaan untuk topik yang sama dalam kor. Misalnya, kalau data pendidikan yang dihimpun melalui kor terbatas pada tingkat pendidikan anggota rumah tangga, pada modul diperluas sampai biaya pendidikan secara rinci.Secara umum tujuan mengumpulkan data melalui susenas adalah tersedianya tentang kesejahteraan rakyat yang dapat mencerminkan keadaan sosial ekonomi mesyarakat. Secara khusu, sasaran susenas adalah; tersedianya data pokok tentang kesejahteraan masyarakat, pada tingkat kabupaten/kota, terhimpunnya data rinci tentang perumahan dan kesehatan pada tingkat propinsi. Terhimpunnya data rinci tenang konsumsi pengeluaran rumah tangga baik dalam nilai rupiah maupun kuantitasnya, antara lain sebagai dasar memperkirakan pola konsu,si penduduk, kecukupan konsumsi gizi, distribusi pengeluaran dan tingkat kemiskinan pada tingkat nasional.

Tata Laut, Tertib Darat : Panduan Mengurangi Limbah Darat Untuk Melindungi Laut.

Unesco   Th. 877

Buku panduan ini merupakan bagian strategi untuk memperkenalkan cara - cara yang sederhana, mudah diakses dan praktis melalui mana setiap orang dapat mengurangi dan mengelola sampah di lingkungan masyarakat. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi sebuah pemicu yang mempersatukan anggota masyarakat agar bersama - sama dapat menciptakan program pengelolaan sampah yang lebih baik bagi masing - masing masyarakat.uku ini mengimpun kekayaan pengalaman mengelola sampah di tingkat masyarakat untuk melindungi laut dan dapat berfungsi sebagai panduan bagi kalangan luas yang ingin melakukan pengolahan limbah berwawasan lingkungan secara terpadu. Pesan pokok panduan ini adalah titik pandang, perilaku, serta pola hidup publik perlu berubah untuk menyelamatkan sungai, pesisir dan laut lewat pembenahan darat.

Pedoman Teknis Pembangunan Sarana Air Bersih Dan Sanitasi Proyek WSLIC-2 Buku 24: Operasi Dan Pemeliharaan

Proyek Air Bersih Dan Sanitasi Untuk Masyarakat Perpenghasilan Rendah   14 September 2006 1.393

Dengan dilaksanakan pembangunan infrastruktur khususnya sarana air bersih dan sanitasi diharapkan akan mengurangi berbagai penyakit yang disebabkan oleh minimnya kualitas ataupun kuantitas sarana sanitasi yang ada di lingkungan masyarakat. Untuk mendukung tercapainya sasaran proyek keberlanjutan sarana yang telah terbangun diperlukan pengoperasian dan pemeliharaan yang baik.

Tujuan dari pedoman teknis pemeliharaan dan pengoperasian pembangunan sarana dan prasarana sanitasi adalah memberikan acuan dan pegangan dalam pengoperasian dan pemeliharaan sistim penyediaan air bersih dan sanitasi di lapangan sehingga sarana yang terbangun dapat terpelihara.

Wate Studi Pengaruh Hydroulic Loading Rate (HLR) Terhadap Efisiensi Penyisihan Pada Pengolahan Limbah Cair Dengan Metoda Multi Soil Layering (MSL): Studi Kasus Limbah Cair Industri Tahu Super, Padang

Shinta Indah, Budhi Primasari, Auwilla Putri, TL. Fakultas Universitas Andalas,    Th. 919

Penelitian mengenai pengolahan limbah cair industri tahu "SUPER" di daerah Kurao, Siteba, Padang telah dilakukan menggunakan metoda Multi Soil Layering dalam skala laboratorium. MSL dirakit dengan konstruksi reaktor aklirik berukuran 50x15x100 cm dengan campuran tanah andesol dan arang halus dengan perbandingan 2:1 yang dibentuk seperti batu bata (10x15x5 cm) sebagai unpermeable layer. Sebagai permeable layer digunakan ukuran 3- 5 mm. Selama penelitian tidak dilakukan aerasi terhadap sistem. Penelitian dilakukan dengan tiga HLR yaitu 500, 750 dan 1000 l/m2/hr pada range COD influent 3000 - 5000 mg/l. Parameter pencemar yang dianilisis meliputi BOD, COD, TSS amoniak lokal, nitrit, nitrat dan pH. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem MSL mempunyai efisiensi penyisihan yang tinggi, yaitu sebesar 83-98% untuk BOD, 85-98% untuk COD, 79-84% untuk TSS, 38-93% untuk nitrat dan dapat menetralkan pH dari 4,3 - 4,9 menjadi berkisar 7,3. Unttk range COD yang dicobakan, penyisihan pencemar terbaik diperoleh pada HLR terkecil (500 l/m/hr). Selama penelitian tidak terjadi clogging terhadap sistem.Makalah ini terdapat di KDT. 070. 92 Dam U

India: Urban Water and Sanitation Services (Guidelines for Sector Reform and Successful Public-Private Partnerships)

Th. 880

The Ministry of Urban Development and Poverty Alleviation has developed these Guidelines to sensitize State Governments, Urban Local Bodies and other stakeholders to the policy and implementation issues that need to be addressed  as they embark upon reforming urban water supply and sewerage services (UWSS). They will need to be adapted to local conditions and supplemented by detailed analysis and recommendations.

The guidelines embed a role for the private sector into this reform process, suggesting appropriate forms of private sector participation (PSP) for different stages of sector reform. Reform of UWSS, with an evolving role for the private sector, will be an important element of urban reforms eligible for support from the Government of India’s City Challenge Fund.

Table of Contents:

Section and Subject

Foreword and Executive Summary
Table 1: Allocation of Key Responsibilities Under the Main PSP Options

Volume 1: Policy Framework and Implementation Arrangements
Volume 1 Summary
Initiating Reforms – Policy Framework/Road Map
Implementation Arrangements

Volume 2: Creating Enabling Conditions for Sustained Reform and PSP
Volume 2 Summary
Weaknesses in the Prevailing Legal and Institutional Framework
Creating Enabling Conditions: Legal Framework
Creating Enabling Conditions: Regulatory Framework
Creating Enabling Conditions: Utility Governance Structure
Creating Enabling Conditions: Industry Structure and Consumer Organizations

Volume 3: Selecting and Executing PSP Transactions and Managing Public-Private Partnerships
Volume 3 Summary
Options for Private Sector Participation
Ensuring Improved Services for Poor People
Executing the PSP Transaction
Managing the Public-Private Partnership
 

Sanitation Workshop Report: Framework for Municipal Sanitation Services (Makassar, April 28-29, 2005)

Th. 840

Sarana sanitasi di Indonesia tertinggal dibandingkan dengan air minum maupun sarana-sarana lainnya. Pelayanan jaringan air limbah di daerah perkotaan saat ini hanya melayani sekitar 2% dari jumlah penduduk. Lokakarya sanitasi yang diselenggarakan di Makassar (April 28-29, 2005) dimaksudkan untuk mendorong adanya dialog dan pengertian diantara stakeholder di Indonesia akan pentingnya sanitasi, dan untuk bertukar pengalaman dalam praktek-praktek yang berhasil di Indonesia, di Negara-negara tetangga dan secara global, yang dapat membawa upaya pemecahan masalah sanitasi skala kota. Lokakarya ini juga diselenggarakan dalam rangka persiapan tahap pelaksanaan komponen sanitasi dalam UWSIEP.

Lokakarya diikuti oleh 61 peserta dari PDAM, perguruan tinggi, departemen terkait, pemerintah daerah, DPRD dan LSM serta beberapa lembaga internasional. Lokakarya ini dibiayai dengan dana hibah Bank Netherlands Water Partnership (BNWP) melalui Water Anchor sanitation Team dari Bank Dunia. Forum KOmunikasi Air Limbah (FORKALIM), forum yang baru terbentuk di bawah PERPAMSI untuk komunikasi mengenai sanitasi di Indonesia, turut menjadi penyelenggara Lokakarya ini bersama-sama dengan Bank Dunia. ESP-USAID menyediakan biaya perjalanan bagi peserta yang dating dari kota-kota lain. Program Air dan sanitasi (WSP-EAP) dari Bank Dunia membantu dalam perencanaan dan fasilitasi kelompok-kelompok diskusi.

Pembicara tamu diundang dari Bank Dunia dan Negara tetangga (Malaysia). Pengalaman setempat dan praktek yang berhasil dipaparkan oleh PDAM yang mengelola system jaringan air limbah, dan oleh LSM yang menoperasikan system sanitasi berbasis masyarakat. Metode diskusi partisipatif digunakan pada hari kedua, yang memastikan bahwa semua peserta terlibat aktif dalam berbagi pandangan mereka dan dapat berperan serta secara aktif dalam diskusi. Diskusi meliputi pilihan-pilihan sanitasi, mulai dari sanitasi dengan pendekatan berbasis masyarakat, sampai system skala kota; kemungkinan peran PDAM air di masa yang akan dating; dan masalah pemulihan biaya. Hal ini dipersempit menuju pendekatan-pendekatan terurai (unbundled) sebagai pendekatan yang tepat untuk memecahkan tantangan sanitasi perkotaan.

Daftar Isi:

Ringkasan

Pendahuluan dan Latar Belakang

Tujuan Lokakarya

Pesan-Pesan Penting dalam Acara Pembukaan
- Bp. Zainal Arifin, FORKALIM
- Bp. Basah Hernowo, Rirektur Permukiman dan Perumahan
- Mr. Jan Drozdz, World Bank, Jakarta
- Bp. Bambang Goeritno, Direktur Bina Teknik, Departemen Pekerjaan Umum
- Bp. Ilham Arief Sirajuddin, Walikota Makassar

Hal-hal Penting dari Presentasi dan Diskusi
Sesi 1: Contoh-Contoh Global dan Pembelajaran dalam Sanitasi Skala Kota termasuk Masyarakat Miskin Perkotaan
Sesi 2: Pendekatan dalam Pemulihan Biaya untuk Sanitasi Skala Kota
Sesi 3: SBM dan Pemetaan sebagai Tahapan Menuju Sanitasi Perpipaan yang Efisien
Sesi 4: Memperkuat Utilitas Menyediakan Pelayanan Sanitasi untuk Masyarakat Miskin

Rangkuman Presentasi Pleno dari Kelompok Diskusi
Kelompok 1: Mengenal lebih jauh tentang SBM dan mengintegrasikannya pada sanitasi skala kota
Kelompok 2: Persiapan untuk Sistem Perpipaan dan pengkajian Kelayakan
Kelompok 3: Posisi dan Peranan PDAM dalam Mengelola Sanitasi Perpipaan
Kelompok 4: Masalah Pemulihan Biaya dalam Sanitasi

Langkah Selanjutnya

Ucapan Terimakasih

Lampiran-lampiran
Lampiran 1: Bahan-bahan Presentasi Pembicara
Lampiran 2: Rangkuman dari Pertanyaan dan Jawaban dalam Diskusi Pleno
Lampiran 3: Bahan-bahan Kelompok Diskusi
Lampiran 4: Ringkasan singkat dari laporan sanitasi tiga kota
Lampiran 5: Agenda Lokakarya
Lampiran 6: Daftar Peserta
Lampiran 7: Ringkasan Evaluasi Lokakarya